JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala toko Alfamart di Jalan Kampung Rawa, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, berinisial C menjadi dalang atas perampokan uang puluhan juta rupiah di tempatnya bekerja.
Sebagai otak perampokan, C turut merancang skenario penyekapan dirinya dan rekan kerjanya. Semua ia lakukan karena desakan untuk melunasi utang istrinya.
Perampokan tersebut terjadi pada Rabu (2/8/2023). C selaku kepala toko, melaporkan kasus perampokan itu pada Kamis keesokan harinya.
Dalam penyelidikan, Kapolsek Bekasi Timur Kompol Sukadi mengatakan polisi sempat nyaris dikelabui dalam perkara ini.
Namun, Kepolisian Sektor Bekasi Timur yang menangani kejadian perampokan mengendus adanya skenario perampokan palsu yang dirancang C.
Baca juga: Awalnya Saksi, Kini Kepala Toko Alfamart Jadi Tersangka Perampokan di Bekasi
Sukadi enggan membeberkan kejanggalan apa yang dimaksud. Tetapi, diam-diam polisi menyelidiki latar belakang C.
Sehari kemudian, polisi menemukan titik terang. Sukadi dan jajaran meyakini bahwa peristiwa perampokan Alfamart itu merupakan rekayasa yang diotaki C.
Kepada polisi, C sempat dijadikan saksi. Ia bercerita, ketika dirampok, hanya ada dirinya dan D di dalam toko.
D bertugas sebagai kasir, sementara C merupakan kepala toko.
"Para tersangka yang berjumlah empat orang langsung masuk, kemudian menodongkan senjata tajamnya ke C di mana ini memang sudah direncanakan sejak awal," papar Sukadi.
Mereka yang berperan sebagai perampok lalu memaksa C serta D untuk menyerahkan uang di dalam brankas. Total, uang yang digasak pelaku senilai Rp 40 juta.
Baca juga: Istri Terlilit Utang, Kepala Toko Alfamart di Bekasi Nekat Rampok Tokonya Sendiri
"Tersangka lalu mengeluarkan lakban warna cokelat dan mengikat tangan saksi ke arah depan dan juga melakban mulut. Kedua tangan tersangka C diikat ke belakang dan mulutnya dilakban juga," ujar Sukadi.
Para perampok pun kabur meninggalkan C dan D dalam kondisi tidak berdaya. Beruntung D berhasil melepaskan ikatan di tangan.
Kemudian ia membantu C membuka ikatan di tangan dan lakban di mulut. Mereka bersama-sama keluar dari toko untuk mencari pertolongan hingga akhirnya melaporkannya ke kepolisian.
Sukadi dan jajaran meyakini bahwa peristiwa perampokan Alfamart itu merupakan rekayasa yang diotaki C.