Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruang Kelas SMPN 12 Tangsel Lebihi Kapasitas, 72 Siswa Belajar Sambil Lesehan

Kompas.com - 07/08/2023, 13:15 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 12 Tangerang Selatan diduga kelebihan kapasitas dan menampung lebih dari 70 orang siswa per kelas.

Salah satu orangtua murid, Yanti menuturkan, kelebihan kapasitas itu membuat anaknya terpaksa duduk di lantai.

Hal itu diketahui berlangsung selama kurang lebih dua minggu usai masa perkenalan lingkungan sekolah (MPLS) selesai digelar.

Baca juga: Cerita Orangtua Siswa Kelas 1 SD, Anaknya Semangat Bersekolah tapi Kaget Harus Bangun Pagi

Mulanya, Yanti diundang pihak sekolah dalam grup percakapan di WhatsApp. Grup percakapan itu berisi wali kelas dan orangtua murid dengan total anggota 68 orang.

"Saya chat pribadi, nanya sama wali kelasnya 'maaf bu, ini kok grup sampai 68 ya? Memang muridnya segitu?'. Terus wali kelasnya jawab, 'bukan 68 bu, tapi 72'," cerita Yanti kepada Kompas.com, Senin (7/8/2023).

Yanti lalu kembali bertanya apakah jumlah tersebut hanya bersifat sementara atau tidak.

Ia merasa heran dan memikirkan bagaimana proses belajar mengajar itu berlangsung jika jumlah murid di kelas membeludak.

Berdasarkan Pasal 24 Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017, dianjurkan isi murid dalam satu kelas sebanyak 32 orang untuk jenjang SMP.

Baca juga: Heru Budi Bakal Kaji Usulan Bantuan KJP dialihkan untuk Sekolah Gratis

"Terus saya tanya lagi 'memang muat, bu? Kelas diisi anak-anak sebanyak itu?', guru lalu jawab 'jadi, meja sama kursi dipinggir-pinggirin, bu. Jadi anak-anak duduk di bawah'," tutur Yanti.

Yanti tidak menanyakan lagi lebih jauh karena khawatir pertanyaan-pertanyaan yang dipikirkannya akan berefek ke anaknya.

Informasi soal kelebihan kapasitas kelas itu hanya untuk siswa yang duduk di kelas 7.

Pihak sekolah sudah mencari jalan keluar dengan membuat rombongan belajar untuk siswa kelas 7 agar masuk di siang hari.

Hingga kini, Yanti belum mengetahui apa alasan pihak sekolah mau menerima siswa baru hingga membuat SMP negeri tersebut kelebihan siswa.

Baca juga: Buntut Panjang Dugaan Kecurangan PPDB di Kota Bogor: 8 Kepala Sekolah SMP Dicopot dan Unsur Pidana Diusut

Ia hanya menerima informasi, ada pihak yang berkepentingan di balik membeludaknya siswa tersebut.

"Ada ibu-ibu (wali murid) lain tanya, dari pihak sekolah, kalau sudah cukup, harusnya ditutup (pendaftarannya), enggak semua diterima," ucap Yanti.

"Terus wali kelasnya bilang lagi, 'ya sudah ibu datang ke sekolah, tanya langsung sama yang berkepentingan'," tutur dia lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com