Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Kematian Pria Tanpa Identitas Terungkap, Korban Tewas Dikeroyok usai Pesta Sabu

Kompas.com - 12/08/2023, 17:40 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria tanpa identitas ditemukan tewas di pinggir Jalan Hayam Wuruk, Mangga Besar, Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (9/8/2023).

Seiring berjalannya waktu, Kepolisian Sektor Tamansari, Jakarta Barat, berhasil mengungkap identitas dan penyebab dari kematian jenazah tersebut.

Kapolsek Metro Tamansari Kompol Adhi Wananda mengatakan, korban berinisial IS (23) tewas usai dikeroyok tiga pelaku berinisial H (28), FD (25), dan SR (23).

Adhi menjelaskan, pengeroyokan bermula ketika korban dengan tiga pelaku menginap di kamar kos harian di Jalan Hayam Wuruk.

Mereka menggelar pesta narkoba di dalam kamar kos itu.

"Selesai menggunakan narkotika tersebut, korban merasa paranoid dan menduga bahwa ia dijebak oleh ketiga rekan-rekannya," kata Adhi, Jumat (11/8/2023).

Baca juga: Nasib Tragis Pria di Tamansari, Tewas Dikeroyok Teman dan Kekasih Usai Pesta Sabu

"Sehingga kunci kamar kos tersebut disembunyikan di dalam celana korban," lanjut dia.

Adhi menyampaikan, IS sempat berteriak-teriak hingga membuat para pelaku naik pitam. Ketiga pelaku lantas menganiaya korban dengan memukul kepala hingga tubuhnya.

Menurut Adhi, pelaku SR yang tak lain adalah pacar korban, juga ikut melakukan penganiayaan.

"Perempuan tersebut merupakan pacar dari korban. Berdasarkan keterangannya ikut memegang dan memukul sekali. Korban untuk saat ini, menganggur sebelumnya pernah bekerja di ekspedisi," terang dia.

Luka di tubuh dan wajah

Oleh pelaku, korban dianiaya menggunakan tangan kosong maupun benda tumpul. Korban IS, kata Adhi, sempat berlari ke arah jalan raya sebelum akhirnya ambruk.

Baca juga: Teka-teki Kematian Pria Tanpa Identitas di Pinggir Jalan Kawasan Tamansari

Dari hasil otopsi, korban mengalami memar pada bagian kepala, wajah, leher dan anggota gerak; luka lecet pada wajah; serta dada luka akibat kekerasan benda tumpul.

"Selanjutnya ada resapan darah pada kulit bagian dalam akibat kekerasan benda tumpul, dan juga pendarahan pada lambung," tuturnya.

Adapun IS pertama kali ditemukan sekitar pukul 07.00 WIB di pinggir jalan. Korban yang masih bernapas, sempat ditangani oleh petugas untuk dibawa ke rumah sakit. Namun nahas, IS tewas di lokasi kejadian.

Dua pelaku residivis

Sementara itu, Adhi menyebutkan bahwa dua dari tiga pelaku yang mengeroyok IS, yakni H dan FD, merupakan residivis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi : Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi : Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com