Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Bakal Produksi Beras SPHP dalam Kemasan 1 Kilogram

Kompas.com - 28/08/2023, 14:51 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, menyebut pihaknya tengah menyiapkan beras murah melalui program Stabilitas Pangan dan Harga Pangan (SPHP) menggunakan kemasan 1 kilogram.

Ia menuturkan, wacana ini disiapkan untuk masyarakat yang tidak bisa membeli beras SPHP 5 kilogram yang kini telah didistribusikan ke pasar dan ritel.

"Ini (beras kemasan 1 kilogram) sedang kami pikirkan. Jadi, ini nanti akan disikapi oleh Bulog. Bulog juga nanti akan membuat packaging (kemasan) yang 1 kilogram. Masyarakat yang nanti tidak bisa membeli 5 kilogram, kami akan berikan yang 1 kilogram. Ini akan kami usahakan," kata Budi Waseso di Pasar Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (28/8/2023).

Baca juga: Bos Bulog Minta Masyarakat Tak Khawatir meski Harga Beras Naik

Nantinya, beras itu akan dijual dengan harga Rp 9.450 untuk setiap kemasan 1 kilogram.

Meski begitu, pria yang juga karib disapa Buwas itu belum bisa memastikan kapan beras kemasan 1 kilogram itu akan diproduksi dan distribusikan.

"Ya, saya penginnya secepatnya, tapi kan butuh waktu. Sekarang yang kami konsentrasikan yang 5 kilogram ini. Karena kan masyarakat itu butuhnya untuk stok satu minggu. Nah, itu kami penuhi dulu," kata Buwas.

"Dulu kan pernah saya buat juga sampai yang 250 gram. Itu saya buat. Tapi ternyata masyarakat tidak membutuhkan itu. Sekarang mungkin butuh. Itu bisa kami adakan lagi," imbuh dia.

Buwas meminta kepada masyarakat untuk tidak khawatir meski harga beras saat ini sedang naik.

Baca juga: Antisipasi El Nino, Pemprov DKI Siapkan Cadangan Beras Dua Kali Lipat dari Tahun Lalu

Sebab, kata dia, saat ini sudah ada beras program SPHP kemasan 5 kilogram dengan harga Rp 47.000. Beras-beras itu disiapkan dalam kualitas premium.

Distribusi beras SPHP ini merupakan cara dari pemerintah untuk mengintervensi kenaikan beras yang kini terjadi.

Pemberian harga Rp 47.000 untuk setiap kemasan 5 kilogram dinilai sudah murah dan diharapkan bisa dijangkau oleh masyarakat.

"Ini sangat murah, ya harapan kami supaya nanti masyarakat juga enggak usah panik, takut kalau enggak beras," ucap Buwas.

"Dengan harga yang tadi, kami akan dibantu Dinas Pasar dan lain-lain, sehingga kami tepat sasaran untuk dropping-nya. Jangan sampai nanti sampai kepada orang-orang yang kerajaannya hanya nimbun untuk menaikkan harga," tutur dia lagi.

Harga beras saat ini berada di kisaran Rp 11.000-Rp 12.500 per kg untuk beras medium, serta Rp 12.800-Rp 13.400 per kg untuk beras premium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com