Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilik Mobil Tua Tanyakan Bedanya Kriteria Uji Emisi Mobil Baru dan Lama

Kompas.com - 31/08/2023, 22:19 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Faqih (35), pemilik mobil Suzuki Escudo keluaran 1994 di Bojonggede, Jawa Barat mengaku belum mengikuti uji emisi serta belum mendapatkan informasi lengkap apakah ada perbedaan kriteria uji gas buang untuk mobil keluaran lama dan baru.

Padahal Faqih rutin menggunakan mobil tuanya paling tidak 1-2 minggu setiap bulan untuk berangkat kerja ke Jakarta.

Menurut dia, pemerintah dan aparat kepolisian masih kurang sosialisasi dalam menyebarkan informasi ini. Khususnya kepada pemilik kendaraan di daerah pinggiran Jakarta.

"Ada pembeda enggak sih mobil tua dan mobil baru soal uji emisinya untuk kadar karbon yang dihitung itu. Informasi itu penting, katanya kan beda ya, mobil tua itu karbonnya berapa karena pakai karburator itu kan," ujar Faqih kepada Kompas.com, Kamis (31/8/2023).

Baca juga: Tak Lolos Uji Emisi Bakal Ditilang, Pengendara: Yang Tinggal di Pinggiran Jakarta Apakah Kena Juga?

Pertanyaan Faqih berikutnya, yakni berapa nilai emisi semestinya dari mobil tua yang lolos uji? Sebab apabila disamakan dengan mobil keluaran baru, dari segi bahan bakar dan struktur pun, kata Faqih, mobilnya sudah berbeda.

Adapun mobil Faqih saat ini menggunakan Pertalite sebagai bahan bakar, karena lebih terasa halus di mesin.

"Misal yang masih berbahan bakar pertalite itu emisinya berapa. Ini yang menarik, mobil tua itu tidak semua bisa pakai Pertamax. Ada pengalaman pribadi, pakai Pertamax itu justru lebih enggak nyaman. Istilahnya orang bilang itu kayak 'ndut-ndutan' lah. Sistem pembakarannya juga masih karburator," ungkap Faqih.

Faqih merasa pemangku kebijakan perlu lebih gamblang lagi perihal kriteria uji emisi agar informasi tersalurkan dengan baik.

Baca juga: Polda Metro Jaya Tilang Kendaraan Tak Lulus Uji Emisi mulai Besok, Pelanggar Didenda Rp 250.000-Rp 500.000

"Sosialisasi belum seberapa, belum sampai sebulan. Maksudnya sosialisasi dan pemberlakuan tilangnya itu gimana, kita enggak tahu. Soal detail emisinya kita juga enggak tahu," ucap dia.

Sebab, kata Faqih, teman-temannya sesama pemilik mobil tua pun mengaku belum tahu pasti, soal perbedaan kriteria uji emisi khusus mobil keluaran lama ini.

"Ada kabar nih, kemarin di kumpulan pemilik mobil tua ngobrol, 'Uji emisi nih gimana nih, bukannya mobil tua itu dibedain emisinya dengan mobil baru?'," ujar Faqih.

Selain itu, Faqih mengaku belum tahu di mana saja bengkel yang menyediakan fasilitas uji emisi di Bojonggede.

Baca juga: Polisi: Masyarakat yang Terjaring Razia Akan Diminta Tunjukkan Kartu Hasil Uji Emisi

"Terus akses untuk bisa uji emisi itu di mana, ngantri enggak sih, kan enggak semua bengkel juga bisa uji emisi. Gimana kalau kita uji emisi di kota A tapi enggak diakui di Jakarta?" ucap dia.

Kendati begitu, saat ditanya perihal tilang uji emisi yang akan dimulai besok Jumat (1/9/2023) ia mengaku siap untuk pengecekan.

"Ya kita tanya saja polisinya, 'Kita uji emisi saja sekarang pak', ya gitu. Kalau kita yakin kendaraan kita terawat. Balik lagi, mobil baru belum tentu uji emosinya lulus, mobil tua bukan berarti enggak bisa uji emisi. Kalau kita ngerawat rutin, pembersihan karburator rutin, ganti oli rutin, ya kan," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com