Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Harusnya Konsisten Tindak Pengendara Lawan Arah, Jangan Tunggu Ada Kecelakaan

Kompas.com - 07/09/2023, 13:41 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya pengendara motor yang melawan arah dinilai buah dari tidak konsistennya polisi dalam menegakkan aturan berlalu lintas. 

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah pun mendorong polisi untuk secara konsisten mengerahkan personelnya di titik-titik pengendara kerap melawan arah. 

"Dari kepolisian sendiri menurut saya harus konsisten ya, jangan ada kecelakaan dulu baru dijaga, jadi kepada tindakan preventif lah bukan kuratifnya. Memang ini masalah yang pelik ya, tidak mudah," kata Trubus kepada Kompas.com, Kamis (7/9/2023).

Baca juga: Laurendra Hutagalung Ribut Lagi dengan Pengendara Motor Lawan Arah, Kali Ini di Flyover Slipi

Selain memberikan sanksi tegas bagi pengendara yang melanggar aturan, polisi juga nantinya bisa sekaligus melakukan sosialisasi mengenai bahaya dan resiko melawan arah.

 

Salah satu  yang perlu disosialisasikan yakni, para pelanggar lalu lintas tidak akan mendapatkan bantuan dari asuransi apabila menjadi korban kecelakaan. 

"Dari korlantas disampaikan buat yang kena tabrak karena melawan arus, tidak ada asuransi dari Jasa Raharja, itu harus diedukasikan kepada masyarakat," kata dia.

Ia mencontohkan kecelakaan di Lenteng Agung beberapa waktu lalu.

Kecelakaan itu melibatkan sebuah mobil box dan tujuh sepeda motor yang melawan arah.

Ketujuh pesepeda motor itu pun tak mendapatkan bantuan pengobatan dari pihak asuransi, meskipun mereka mengalami luka-luka akibat kecelakaan itu.

Baca juga: Lawan Arah, Pengendara Motor di Yogyakarta Diamankan karena Pukul Orang yang Mengingatkan

Namun, pasca kejadian itu, masih banyak pengendara motor di ibu kota yang melawan arah di sejumlah titik.

Hal itu, kata Trubus, disebabkan karena para pengendara yang melawan arah tidak mengetahui resiko yang akan dihadapinya. 

Oleh karena itu, ia menilai, polisi bisa membuat aturan baku yang disosialisasikan oleh tiap Polsek hingga ke tingkat desa, RT dan RW.

"Jadi kepada RT RW itu dikirim surat edaran agar disampaikan kepada warganya yang suka melawan arus," ujar Trubus.

Tak hanya polisi, ia juga menilai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu menyampaikan sosialisasi serupa dengan memasang peringatan di jalan raya yang rawan dilanggar.

"Jadi enggak ada apa-apa lagi, itu harusnya diumumkan di setiap sudut jalan. Pemprov DKI harus membuat rambu-rambu bahwa setiap melawan arus itu Anda salah. Maka ketika terjadi kecelakaan dia tidak mendapatkan apapun biar jera, kapok," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Rute Transjakarta 10B Cipinang Besar Selatan-Kalimalang

Megapolitan
Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com