JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur seolah tak pernah habis seiring dengan perputaran roda ekonomi di sana.
Kendati setiap hari diangkut, sampah plastik, sayur dan buah busuk, hingga kayu bekas tetap menumpuk di tempat pembuangan sementara. Tak jarang, gunungan sampah menyebabkan kemacetan lantaran posisinya tepat di sisi jalan.
"Setiap hari dikeruk, lima-enam mobil tetapi (sampah) enggak habis-habis. Nambah terus, nambah terus sampahnya," ungkap warga bernama Heri saat ditemui di Pasar Kramatjati, Sabtu (9/9/2023).
Baca juga: Sampah Menggunung hingga 2 Meter di Pasar Kramatjati karena 6 Truk Pengangkut Rusak
Menurut dia, hanya ada satu buldoser yang dioperasikan untuk mengangkut sampah dari area pasar menuju tempat pembuangan sementara. Ditambah, mobil pengangkut sampah tidak banyak.
"Kondisinya penuh ya beberapa hari ini, kemarin dua hari baru diangkutin lagi. Setiap hari diangkut, cuma sampahnya banyak," ucap Heri.
Pria berusia 70 tahun ini mengaku tak terganggu dengan tumpukan sampah. Ia sudah terbiasa dengan kondisi tersebut sejak 49 tahun silam.
"Paling yang terganggu, yang suka mengeluh setiap hari sopir, yang mau lewat susah. Yang mau bongkar dagangan kan susah. Bongkar, pada malang mobil nanti lewat tambah macet," ujar dia.
Sementara itu, kemacetan parah dikeluhkan Roni (40), pedagang sayur di Pasar Induk Kramatjati, akibat tumpukan sampah.
Baca juga: Sampah Menggunung di Pasar Induk Kramatjati, Pedagang: Bau dan Bikin Macet!
Dia menyebutkan, kemacetan di depan kiosnya yang berhadapan langsung dengan jalanan bisa berlangsung hingga satu jam.
Roni merasa sangat terganggu dengan aroma tak sedap dari gunungan sampah itu.
"Iya terganggu, itu pastinya kalau bau dan polusi. Di sini juga sering macet, karena kendaraan yang lewat enggak bisa gara-gara sampah," kata Roni.
Kata dia, selain karena sampah, parkiran liar turut menyebabkan kemacetan. Alhasil, pendapatannya terpengaruh lantaran pembeli lebih memilih berbelanja di pasar bagian depan.
"Ya berpengaruh sama yang belanja parkirnya susah kadang-kadang (pembeli) pindah ke sana (pasar depan) sedangkan di sini penuh kendaraan," imbuh Roni.
Baca juga: Melihat Gunungan Sampah Setinggi 2 Meter di Pasar Induk Kramatjati...
Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Lingkungan Hidup Kecamatan Kramatjati Slamet berujar, sebenarnya ada 15 truk pengangkut sampah di Pasar Induk Kramatjati.
Namun, saat ini tersisa sembilan truk yang masih beroperasi karena enam di antaranya rusak.