Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Menggunung di Pasar Induk Kramatjati, Warga: Setiap Hari Dikeruk tetapi Enggak Habis-habis

Kompas.com - 09/09/2023, 18:58 WIB
Zintan Prihatini,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur seolah tak pernah habis seiring dengan perputaran roda ekonomi di sana.

Kendati setiap hari diangkut, sampah plastik, sayur dan buah busuk, hingga kayu bekas tetap menumpuk di tempat pembuangan sementara. Tak jarang, gunungan sampah menyebabkan kemacetan lantaran posisinya tepat di sisi jalan.

"Setiap hari dikeruk, lima-enam mobil tetapi (sampah) enggak habis-habis. Nambah terus, nambah terus sampahnya," ungkap warga bernama Heri saat ditemui di Pasar Kramatjati, Sabtu (9/9/2023).

Baca juga: Sampah Menggunung hingga 2 Meter di Pasar Kramatjati karena 6 Truk Pengangkut Rusak

Menurut dia, hanya ada satu buldoser yang dioperasikan untuk mengangkut sampah dari area pasar menuju tempat pembuangan sementara. Ditambah, mobil pengangkut sampah tidak banyak.

"Kondisinya penuh ya beberapa hari ini, kemarin dua hari baru diangkutin lagi. Setiap hari diangkut, cuma sampahnya banyak," ucap Heri.

Pria berusia 70 tahun ini mengaku tak terganggu dengan tumpukan sampah. Ia sudah terbiasa dengan kondisi tersebut sejak 49 tahun silam.

"Paling yang terganggu, yang suka mengeluh setiap hari sopir, yang mau lewat susah. Yang mau bongkar dagangan kan susah. Bongkar, pada malang mobil nanti lewat tambah macet," ujar dia.

Sementara itu, kemacetan parah dikeluhkan Roni (40), pedagang sayur di Pasar Induk Kramatjati, akibat tumpukan sampah.

Baca juga: Sampah Menggunung di Pasar Induk Kramatjati, Pedagang: Bau dan Bikin Macet!

Dia menyebutkan, kemacetan di depan kiosnya yang berhadapan langsung dengan jalanan bisa berlangsung hingga satu jam.

Roni merasa sangat terganggu dengan aroma tak sedap dari gunungan sampah itu.

"Iya terganggu, itu pastinya kalau bau dan polusi. Di sini juga sering macet, karena kendaraan yang lewat enggak bisa gara-gara sampah," kata Roni.

Kata dia, selain karena sampah, parkiran liar turut menyebabkan kemacetan. Alhasil, pendapatannya terpengaruh lantaran pembeli lebih memilih berbelanja di pasar bagian depan.

"Ya berpengaruh sama yang belanja parkirnya susah kadang-kadang (pembeli) pindah ke sana (pasar depan) sedangkan di sini penuh kendaraan," imbuh Roni.

Baca juga: Melihat Gunungan Sampah Setinggi 2 Meter di Pasar Induk Kramatjati...

Enam truk pengangkut rusak

Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Lingkungan Hidup Kecamatan Kramatjati Slamet berujar, sebenarnya ada 15 truk pengangkut sampah di Pasar Induk Kramatjati.

Namun, saat ini tersisa sembilan truk yang masih beroperasi karena enam di antaranya rusak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Megapolitan
Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Megapolitan
5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Megapolitan
Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Megapolitan
Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Megapolitan
5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

Megapolitan
Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com