Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Mega Sudah Rukun dengan Sang Suami Setelah Laporkan KDRT

Kompas.com - 13/09/2023, 16:09 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

BEKASI, KOMPAS.com - Polres Metro Bekasi menyampaikan, Mega Suryani Dewi (24) mengaku sudah rukun dengan sang suami, Nando (25), sebelum ia tewas dibunuh.

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kompol Gogo Galesung mengatakan, pengakuan tersebut disampaikan Mega ke polisi ketika ia tidak bisa hadir untuk diperiksa berkait laporan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang diajukannya ke polisi.

"Dia (mengirim pesan) WA bilang kalau dia enggak bisa datang karena dia belum dapat cuti kerja dan dia sudah rukun lagi sama suaminya," ungkap Gogo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/9/2023).

Gogo menjelaskan, Mega membuat laporan KDRT ke Polres Metro Bekasi pada Agustus 2023.

Baca juga: Sebelum Bunuh Istri di Bekasi, Nando Curhat Tak Mau Cerai ke Pemilik Kontrakan

Setelah membuat laporan, polisi mengarahkan Mega untuk melakukan visum.

"Jadi dia (Mega) bikin laporan polisi, setelah itu kami arahkan untuk visum, visum keluar, dia serahkan, terus pulang," ujar Gogo.

Setelah visum diserahkan, ketika itu Mega akan dipanggil kembali untuk diperiksa dan dimintai keterangan.

"Saat jadwal dia datang mau diperiksa, pada saat itu dia enggak datang, kami telepon pastinya kalau pelapor enggak datang ini gimana. Mega enggak angkat telepon," jelasnya.

Setelah tidak dapat dihubungi, polisi mendapat pesan dari Mega yang mengatakan bahwa dia tidak bisa datang untuk diperiksa karena sudah kembali dengan suaminya.

Baca juga: Polisi Bantah Cuek dan Setop Laporan KDRT Mega, Istri yang Dibunuh Suami di Bekasi

Selain itu, Gogo berujar bahwa Mega memang berencana untuk mencabut laporan KDRT. Namun, yang bersangkutan tidak kunjung datang ke Mapolres Metro Bekasi.

Karena itu, Gogo membantah kabar yang menyebut polisi menghentikan laporan KDRT Mega seperti yang disampaikan pihak keluarga Mega.

Padahal, Polres Metro Bekasi menanti kejelasan dari pihak korban.

"Iya enggak dihentikanlah (laporan KDRT), masa dihentikan. Soalnya kan dia enggak mencabut secara resmi, cuma WA doang," ujarnya.

Lebih lanjut, Gogo juga mempertanyakan pihak keluarga korban yang menyebut polisi menyetop laporan KDRT yang diajukan Mega.

Baca juga: Tetangga Jadi Saksi Menderitanya Mega Sebelum Tewas di Tangan Suami

"Makanya kami juga mau tanya juga ke keluarganya (kenapa bilang disetop). Kami ada semua buktinya, sudah telepon, sudah di WA, dia (Mega) sendiri yang menjawab gitu," ungkap Gogo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com