JAKARTA, KOMPAS.com - Rustati (51), salah satu warga Rusunawa Marunda yang direlokasi ke Rusunawa Nagrak, mengaku sedih melihat anaknya menempuh jarak yang cukup jauh untuk menuju sekolah.
Meski keluarga Rustati sudah pindah ke Rusunawa Nagrak, anaknya tetap bersekolah di wilayah Marunda.
"Ya kadang-kadang sedih lihat anak-anak, apalagi kalau pagi, buru-buru, saya kan enggak bisa naik motor," kata Rustati kepada Kompas.com, Rabu (13/9/2023).
Saat matahari mulai terbit dari ufuk timur, Rustati sudah mulai sibuk.
Selain harus menyiapkan segala urusan rumah tangga, dia juga kerepotan mengurus anaknya yang hendak berangkat sekolah.
Beruntung, anak Rustati tidak pernah terlambat tiba di sekolah. Dia dan suami membiasakan diri dengan pola hidup baru setelah tinggal di Rusunawa Nagrak.
"Ya kadang-kadang bapaknya gitu, sekalian berangkat, sekalian antar. Bapaknya kan kerjanya serabutan, apa saja. Asal ada waktu, ya antar anak sekolah," ujar Rustati.
Baca juga: Tak Ada Tempat Lain, Warga yang Direlokasi ke Rusun Nagrak Terpaksa Jualan di Dalam Hunian
Sementara itu, Rustati bertugas menjemput anaknya. Dia pun terpaksa menutup sementara warung dagangan di dalam unit huniannya.
"Saya kemarin dari Marunda ke sini (Rusunawa Nagrak), JakLingko lama banget, sampai satu jam setengah saya menunggu," ungkap Rustati.
"Saya dari Marunda, dari penempatan Rumah Si Pitung. Iya, buat ke arah Nagrak. Jadi, pagi diantar bapaknya. (Kalau pulang) terpaksa, warung tutup dulu, jemput anak dulu sekolah," ujar Rustati.
Jarangnya layanan JakLingko tujuan Marunda dan sebaliknya membuat warga yang sudah pindah ke Rusunawa Nagrak resah.
Pasalnya, warga harus menunggu selama dua jam demi menumpang angkot gratis tersebut.
“Yang bermasalah sekarang ini adalah angkot. Kemarin, warga itu menunggu angkot hampir dua jam, baru dapat angkot,” ungkap Ketua RT 005/RW 12 Kelurahan Marunda, Saharudin Samad, Selasa (12/9/2023).
Permasalahan lain adalah tidak adanya rute bus sekolah dari Nagrak menuju Marunda dan sebaliknya. Hal ini mengakibatkan banyak anak yang terlambat sekolah.
“Jadi benar, ada warga saya atau warga Rusunawa Marunda Cluster C yang sudah tinggal di Rusunawa Nagrak, tapi anaknya terlambat sekolah lantaran bus sekolah yang ada ini tidak sampai ke sekolah,” ungkap Saharudin.