Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anaknya Sekolah di Marunda, Penghuni Rusun Nagrak: Sedih Lihatnya, Tiap Pagi Buru-buru

Kompas.com - 13/09/2023, 17:36 WIB
Baharudin Al Farisi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rustati (51), salah satu warga Rusunawa Marunda yang direlokasi ke Rusunawa Nagrak, mengaku sedih melihat anaknya menempuh jarak yang cukup jauh untuk menuju sekolah.

Meski keluarga Rustati sudah pindah ke Rusunawa Nagrak, anaknya tetap bersekolah di wilayah Marunda.

"Ya kadang-kadang sedih lihat anak-anak, apalagi kalau pagi, buru-buru, saya kan enggak bisa naik motor," kata Rustati kepada Kompas.com, Rabu (13/9/2023).

Baca juga: Cerita Warga Marunda Direlokasi ke Rusun Nagrak, Dua Jam Tunggu JakLingko Tiap Jemput Anak ke Sekolah

Saat matahari mulai terbit dari ufuk timur, Rustati sudah mulai sibuk.

Selain harus menyiapkan segala urusan rumah tangga, dia juga kerepotan mengurus anaknya yang hendak berangkat sekolah.

Beruntung, anak Rustati tidak pernah terlambat tiba di sekolah. Dia dan suami membiasakan diri dengan pola hidup baru setelah tinggal di Rusunawa Nagrak.

"Ya kadang-kadang bapaknya gitu, sekalian berangkat, sekalian antar. Bapaknya kan kerjanya serabutan, apa saja. Asal ada waktu, ya antar anak sekolah," ujar Rustati.

Baca juga: Tak Ada Tempat Lain, Warga yang Direlokasi ke Rusun Nagrak Terpaksa Jualan di Dalam Hunian

Sementara itu, Rustati bertugas menjemput anaknya. Dia pun terpaksa menutup sementara warung dagangan di dalam unit huniannya.

"Saya kemarin dari Marunda ke sini (Rusunawa Nagrak), JakLingko lama banget, sampai satu jam setengah saya menunggu," ungkap Rustati.

"Saya dari Marunda, dari penempatan Rumah Si Pitung. Iya, buat ke arah Nagrak. Jadi, pagi diantar bapaknya. (Kalau pulang) terpaksa, warung tutup dulu, jemput anak dulu sekolah," ujar Rustati.

Jarangnya layanan JakLingko tujuan Marunda dan sebaliknya membuat warga yang sudah pindah ke Rusunawa Nagrak resah.

Pasalnya, warga harus menunggu selama dua jam demi menumpang angkot gratis tersebut.

“Yang bermasalah sekarang ini adalah angkot. Kemarin, warga itu menunggu angkot hampir dua jam, baru dapat angkot,” ungkap Ketua RT 005/RW 12 Kelurahan Marunda, Saharudin Samad, Selasa (12/9/2023).

Baca juga: Sulit Akses Transportasi Umum dan Bus Sekolah, Alasan Warga Marunda Belum Mau Direlokasi ke Rusunawa Nagrak

Permasalahan lain adalah tidak adanya rute bus sekolah dari Nagrak menuju Marunda dan sebaliknya. Hal ini mengakibatkan banyak anak yang terlambat sekolah.

“Jadi benar, ada warga saya atau warga Rusunawa Marunda Cluster C yang sudah tinggal di Rusunawa Nagrak, tapi anaknya terlambat sekolah lantaran bus sekolah yang ada ini tidak sampai ke sekolah,” ungkap Saharudin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com