Meski keluarga Rustati sudah pindah ke Rusunawa Nagrak, anaknya tetap bersekolah di wilayah Marunda.
"Ya kadang-kadang sedih lihat anak-anak, apalagi kalau pagi, buru-buru, saya kan enggak bisa naik motor," kata Rustati kepada Kompas.com, Rabu (13/9/2023).
Saat matahari mulai terbit dari ufuk timur, Rustati sudah mulai sibuk.
Selain harus menyiapkan segala urusan rumah tangga, dia juga kerepotan mengurus anaknya yang hendak berangkat sekolah.
Beruntung, anak Rustati tidak pernah terlambat tiba di sekolah. Dia dan suami membiasakan diri dengan pola hidup baru setelah tinggal di Rusunawa Nagrak.
"Ya kadang-kadang bapaknya gitu, sekalian berangkat, sekalian antar. Bapaknya kan kerjanya serabutan, apa saja. Asal ada waktu, ya antar anak sekolah," ujar Rustati.
Sementara itu, Rustati bertugas menjemput anaknya. Dia pun terpaksa menutup sementara warung dagangan di dalam unit huniannya.
"Saya kemarin dari Marunda ke sini (Rusunawa Nagrak), JakLingko lama banget, sampai satu jam setengah saya menunggu," ungkap Rustati.
"Saya dari Marunda, dari penempatan Rumah Si Pitung. Iya, buat ke arah Nagrak. Jadi, pagi diantar bapaknya. (Kalau pulang) terpaksa, warung tutup dulu, jemput anak dulu sekolah," ujar Rustati.
Jarangnya layanan JakLingko tujuan Marunda dan sebaliknya membuat warga yang sudah pindah ke Rusunawa Nagrak resah.
Pasalnya, warga harus menunggu selama dua jam demi menumpang angkot gratis tersebut.
“Yang bermasalah sekarang ini adalah angkot. Kemarin, warga itu menunggu angkot hampir dua jam, baru dapat angkot,” ungkap Ketua RT 005/RW 12 Kelurahan Marunda, Saharudin Samad, Selasa (12/9/2023).
Permasalahan lain adalah tidak adanya rute bus sekolah dari Nagrak menuju Marunda dan sebaliknya. Hal ini mengakibatkan banyak anak yang terlambat sekolah.
“Jadi benar, ada warga saya atau warga Rusunawa Marunda Cluster C yang sudah tinggal di Rusunawa Nagrak, tapi anaknya terlambat sekolah lantaran bus sekolah yang ada ini tidak sampai ke sekolah,” ungkap Saharudin.
Saharudin meminta Pemprov DKI Jakarta memberikan atensi atas permasalahan ini mengingat banyak anak yang bersekolah di SMPN 290 Jakarta, SDN 02 Marunda, dan SDN Marunda 05.
Semua sekolah tersebut berada di wilayah Rusunawa Marunda.
Adapun warga Rusunawa Marunda direlokasi ke Rusunawa Nagrak setelah atap beton Blok C5 Rusunawa Marunda ambruk pada 30 Agustus 2023.
Terlebih, berdasarkan hasil penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 2022, struktur bangunan Blok C Rusunawa Marunda sudah tidak layak huni.
Total ada 451 keluarga yang direlokasi Dinas Perumahan dan Permukiman Rakyat (PRKP) DKI Jakarta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/13/17362031/anaknya-sekolah-di-marunda-penghuni-rusun-nagrak-sedih-lihatnya-tiap-pagi