Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Menko PMK Muhadjir Naik MRT dan Tak Ada yang Mengenali, Nyaman Jadi Bukan Siapa-siapa...

Kompas.com - 14/09/2023, 06:15 WIB
Xena Olivia,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendy menikmati saat publik tak mengenalinya ketika naik transportasi umum.

Sebab, dalam kesempatan itu, dia merasa bisa menjadi diri sendiri.

“Itu (enggak dikenali) salah satu yang (buat) paling nyaman. Kan orang pasti enggak banyak yang berpikir ada pejabat naik kendaraan umum,” kata Muhadjir dalam wawancara khusus bersama Kompas.com, Rabu (23/8/2023).

Kompas.com berkesempatan untuk mengikuti perjalanan Muhadjir dari rumahnya di Kompleks Menteri Widya Chandra ke Kantor Kemenko PMK di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat.

Baca juga: Kondisi Udara Jakarta Pagi Ini, Benarkah Langitnya Sudah Lebih Cerah?

Hari itu, dia tinggalkan kendaraan dinasnya. Dia berangkat menuju kantornya dengan MRT lalu dilanjut berjalan kaki. Muhadjir memakai masker dan topi selama di perjalanan. Namanya tertulis kecil pada sisi kanan topinya. 

Namun, tidak ada penumpang atau pejalan kaki yang menyadari keberadaan seorang menteri di sana. Sebuah momen yang ternyata dinikmati oleh Muhadjir. 

Saksikan selengkapnya wawancara khusus jurnalis Kompas.com Fabian Januarius dengan Muhadjir Effendi dalam tayangan video di bawah ini:

Menjadi bukan siapa-siapa...

Muhadjir berpendapat, ada rasa ragu dari masyarakat untuk bertegur sapa kalaupun ada yang mengenalinya.

“Kecuali yang memang sudah betul-betul kenal. Misal, sudah pernah ketemu, sudah akrab. Itu tak terhindarkan kalau yang gitu,” ujar dia.

Saat tak ada yang mengenalinya, Muhadjir merasa hal itu adalah kesempatan baginya untuk bisa menjadi orang biasa yang bukan siapa-siapa. Dia merasa nyaman akan hal itu.

Baca juga: KLHK Sebut Kualitas Udara Jakarta Membaik, Kecuali Lubang Buaya dan Bantar Gebang

“Kadang-kadang (ada yang mengenali). Cuma, enaknya di MRT enggak boleh bicara. Jadi kita bisa betul-betul jadi diri sendiri,” imbuh Muhadjir.

“Ada saatnya kita butuh menjadi orang bukan siapa-siapa,” celetuk dia.

Untuk diketahui, Muhadjir berjalan kaki dan naik MRT untuk pergi ke kantornya di Kemenko-PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat.

Dari rumah dinasnya di Komplek Menteri Widya Chandra, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Muhadjir jalan kaki sekitar 1,5 kilometer hingga Stasiun MRT Istora Senayan, Jakarta Pusat.

Setelah itu dia turun di Stasiun Bundaran HI dan melanjutkan perjalanan ke kantornya dengan berjalan kaki. 

Dalam seminggu, dia jalan kaki ke kantor setidaknya dua kali.

“Biasanya Rabu sama Kamis. Kemudian, Jumat naik sepeda ke kantor karena sudah ditunggu juga (oleh) para pegawai untuk olahraga Jumat,” terang Muhadjir.

Secara keseluruhan, jarak dari rumah Muhadjir ke kantornya sekitar 8-10 kilometer. Apabila naik sepeda, Muhadjir memilih rute memutar melalui Senayan agar jaraknya lebih panjang.

“Supaya agak panjang (rutenya) putar dulu ke Senayan. Nanti kira-kira (jaraknya) 20 kilometer,” celetuk dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com