JAKARTA, KOMPAS.com - Sekelompok remaja asal Kramatjati, Jakarta Timur, nekat mencari lawan tawuran di wilayah Pasar Embrio, Makasar, Selasa (12/9/2023) dini hari.
Kanit Reskrim Polsek Makasar Iptu Mochamad Zen mengatakan, puluhan remaja itu sengaja mencari lawan untuk membuat konten tawuran.
"Sebentar (di kawasan Pasar Embrio), udahan (kembali ke Kramatjati). Mereka cari lawan lintas (kecamatan). Mancing-mancing," kata Zen ketika dikonfirmasi, Jumat (15/9/2023).
Baca juga: Demi Konten, Kelompok Remaja Asal Kramatjati Cari Lawan Tawuran di Makasar Jaktim
Zen mengatakan, upaya mencari lawan tawuran yang dilakukan remaja Kramatjati tak berbuah hasil.
Hal itu membuat aksi tawuran yang ingin mereka lakukan urung terlaksana.
"Tidak ada lawannya karena anak-anak Pasar Embrio tidak ada yang keluar," jelas Zen.
Setelah tidak berhasil mendapat lawan, para remaja tersebut berpura-pura tawuran agar niat membuat konten tetap bisa terwujud.
Dari laporan yang diterima, pihak kepolisian langsung mendatangi lokasi yang diduga terjadi tawuran pada Selasa pagi.
Baca juga: Tak Dapat Lawan, Kelompok Remaja Kramatjati Pura-pura Tawuran demi Konten
"Saksi-saksi sudah diambil keterangan, yang ada di TKP. Waktu kejadian memang tidak ada tawuran, tapi seolah-olah mereka (tawuran) buat konten," ujar Zen.
Dalam video yang beredar di media sosial, dua kelompok remaja saling berhadapan seperti hendak tawuran.
Kelompok yang berada pada sisi perekam video membawa senjata tajam berupa celurit. Mereka berlarian ke arah kelompok di seberangnya.
Sementara itu, kelompok dari seberang melakukan penyerangan dengan melemparkan petasan.
Namun, berdasarkan pemeriksaan di lokasi dan sejumlah saksi, diketahui bahwa kelompok yang berada di seberang kelompok perekam video bukanlah kelompok lawan.
"Satu kelompok itu. Yang berlawanan arah (kelompok yang sama) balik lagi ke (kelompok) Kramatjati. Bikin konten dan bikin sensasi saja bocah-bocah itu," terang Zen.
Baca juga: Cegah Tawuran di Pasar Embrio Makasar, Polisi Patroli sejak Dini Hari
Lebih lanjut, Zen mengatakan bahwa polisi langsung mengimbau warga setempat untuk selalu berkoordinasi dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, RT, dan RW untuk lebih mengawasi anak-anak.