Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPA Hutan Kota Penjaringan Ungkap Alasan Setop Suplai Air ke PAM Jaya

Kompas.com - 17/09/2023, 16:22 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakpro Memiontec Air terpaksa menghentikan suplai air dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Hutan Kota Penjaringan kepada PAM Jaya mulai Jumat (8/9/2023) lalu.

Menurut penjelasan Kepala Pengawas IPA, Jun, hal ini disebabkan jeleknya kualitas air bahan baku untuk pengolahan yang berasal dari Kanal Banjir Barat (KBB) di sebelah IPA akibat musim kemarau.

"Kenapa setop? Bahan baku jelek tidak memenuhi standar kualitas kesehatan makanya disetop. Kemarau panjang mengakibatkan air laut naik. Kalau asin kita enggak bisa ngolah," kata Jun saat ditemui Kompas.com di IPA Hutan Kota Penjaringan, Minggu (17/9/2023).

Baca juga: Krisis Air di Jakarta, Kondisi Kanal Banjir Barat Penuh tapi Kadar Garam Tinggi

Ia menjelaskan, buruknya kualitas air KBB disebabkan kadar garam yang terlalu tinggi.

Sehingga komposisi air asin dan air tawar KBB yang biasanya seimbang, kini tidak sesuai lagi dengan ketentuan Departemen Kesehatan.

"Jadi masalahnya itu pada kadar garamnya, bukan karena kering. Karena air kita enggak pernah kering, kan kelihatan," ujar dia.

Adapun berkait penyebab tingginya kadar garam, Jun menjelaskan bahwa pada musim kemarau kali ini KBB tidak mendapat aliran air dari Bogor, sehingga komposisi air KBB lebih banyak bersumber dari aliran air laut Muara Angke.

Baca juga: Heru Budi Minta Dirut PAM Jaya Segera Atasi Krisis Air Bersih di Kalideres

Normalnya, kata Jun, jumlah TDS atau total dissolve solid (jumlah zat padat terlarut) untuk air yang dikonsumsi adalah di bawah 300 mg per liter.

"Kadar di bawah 300 boleh lah, tapi kalau seandainya di atas 500, semalam itu (TDS) 1.000 lebih. Enggak bisa. Kita setop. Kita tunggu musim penghujan," lanjut dia.

Jun pun tidak tahu pasti kapan IPA Hutan Kota Penjaringan akan menyuplai kembali air dengan layak kepada PAM Jaya.

Intinya kata dia, kadar garam bisa berkurang jika KBB mendapat dorongan air dari arah Bogor saat terjadi hujan lebat.

Baca juga: Perumda Tirta Patriot Tak Beri Diskon ke Warga meski Distribusi Air Bersih Terganggu

"Belum tahu, karena setiap hari kita ambil sampel. Kalau hujan saja barang semalam, ada banjir saja, bisa itu dia (airnya) berjalan (mengalir). Ini seperti tahun 2018/2019, kita off-nya delapan bulan. Pernah terjadi. Delapan bulan tahun itu, benar-benar enggk ada supplai air," ujar Jun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com