JAKARTA, KOMPAS.com - Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin turun tangan mengatasi masalah krisis air bersih di wilayah Kalideres, Jakarta Barat.
Dia meminta PAM Jaya terus berupaya mensuplai air bersih agar kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi.
"Jadi gini, saya selalu monitor itu dan saya minta Dirut PAM untuk mensuplai air bersih terus ya," ujar Heru Budi kepada wartawan di RPRTA Kalijodo, Jakarta Barat, Sabtu (16/9/2023).
Baca juga: Krisis Air Bersih di Kalideres, Warga Order Bantuan Mobil Tangki tetapi Tetap Bayar Tagihan...
Heru menegaskan, permasalahan krisis air bersih di Kalideres menjadi perhatian serius pemerintah.
Dia pun berharap permasalahan ini bisa segera teratasi, agar kebutuhan warga akan air bersih dapat kembali terpenuhi.
"Kami juga menjadi perhatianlah dari pemerintah untuk supaya masyarakat bisa mendapat air bersih," kata Heru.
Baca juga: Krisis Air Bersih di Kalideres, PAM Jaya Sebut Setop Suplai karena Kualitasnya Jelek
Diberitakan sebelumnya, krisis air bersih terjadi di 11 wilayah RT Kelurahan Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat.
Kondisi ini disebabkan oleh gangguan dissolved solid (TDS) di Hutan Kota Kalijodo yang membuat suplai air ke permukiman warga disetop sementara waktu.
Faktor lainnya adalah kualitas air tanah yang kurang baik di kawasan tersebut, ditambah dengan pengaruh musim kemarau.
Ketua RW 011 Pegadungan Muhammad Arif Rahman berkata, ada 11 lingkup RT yang terdampak krisis air bersih.
Baca juga: PAM Jaya Bantah Tetap Tagih Warga Kalideres meski Suplai Air Mati
Dari jumlah itu, empat RT di antaranya, yakni RT 005, RT 006, RT 007, dan RT 010 mengalami krisis air bersih terparah.
Alhasil, warga hanya mengandalkan air dari mobil tangki milik PAM Jaya.
"Di sini ada beberapa warga di beberapa RT, yang tidak mempunyai sumur resapan dan air tanah, jadi sangat ketergantungan dengan air PAM tersebut. Kalau air tidak keluar, dia tidak mandi," kata Arif saat ditemui di RT 011, Rabu (13/9/2023).
Meski tersedia air tanah, kualitasnya jelek, berwarna kuning, dan terasa asin. Sementara itu, sebagian warga di wilayah RT lainnya masih mengandalkan alternatif air tanah.
"Beberapa RT, yaitu RT 001, 002, dan 003 itu masih punya sanyo yang airnya berasal dari air tanah," ucap Arif.
Arif menyampaikan, tangki air dikirimkan secara bergilir ke setiap RT yang terdampak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.