JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pasien operasi katarak gratis di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur yaitu Rumondang Siagian (59) sempat merasa ragu kataraknya harus dioperasi.
Anaknya, Hefriyanto (25), menjelaskan bahwa sang ibunda sempat belum siap secara mental.
"Awalnya enggak mau dioperasi, dari mamah belum berani," ujar dia kepada Kompas.com di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (17/9/2023).
Baca juga: Kisah Rumondang Melawan Katarak Lewat Operasi Gratis
Ia menuturkan, saran operasi datang dari seorang dokter yang dikunjungi keluarganya untuk memeriksa kondisi mata sebelah kiri Rumondang.
Sebelumnya, sang ibunda mengeluhkan ada benjolan putih pada bola mata kirinya sekitar tiga tahun lalu.
Hefriyanto melanjutkan, pihak keluarga awalnya mengira bahwa itu benjolan biasa. Mereka pun membeli obat tetes mata di apotek.
Seiring berjalannya waktu, benjolan putih itu semakin melebar dan menutupi bagian hitam pada bola mata sebelah kiri Rumondang.
"Lama-lama, mamah saya bilang kalau penglihatannya agak buram. Kami bertanya-tanya dan periksakan ke dokter, rupanya katarak," ucap dia.
Baca juga: Ikhtiar Suprapto Merawat Penglihatan lewat Operasi Katarak Gratis...
Rumondang kemudian konsultasi dengan dokter dan disarankan agar mata sebelah kirinya dioperasi.
Lantaran masih merasa takut, keluarganya tidak memaksanya agar tidak membuat Rumondang merasa stres.
Hefriyanto mengungkapkan, sembari menunggu ibunya siap dioperasi, keluarganya mencari-cari informasi seputar biaya operasi katarak.
Namun, biaya yang harus dikeluarkan cukup besar.
"Sudah cari-cari harga di setiap rumah sakit, kisaran harganya sekitar Rp 30 jutaan untuk operasi katarak hanya di satu bola mata," ucap dia.
Pada kesempatan yang sama, Rumondang mengatakan bahwa ia bersyukur mendapatkan informasi seputar operasi katarak gratis di RS Polri Kramatjati.