JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang wanita paruh baya dengan baju motif bunga sedang duduk di ruang tunggu di Poli Mata RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (17/9/2023) siang.
Ia ditemani seorang pemuda berjaket abu-abu. Sesekali, mereka berbicara dengan berbisik.
Di sela-sela perbincangan, perempuan itu beberapa kali menunjukkan ekspresi seperti sedang menahan rasa sakit.
Dahinya dikernyitkan, mata kirinya yang ditutupi oleh penutup plastik berwarna putih dipicingkan, dan tangan kirinya selalu menyentuh area di sekitar penutup plastik itu.
Perempuan itu adalah Rumondang Siagian (59).
Ia merupakan salah satu pasien yang mengikuti kegiatan operasi katarak gratis di RS Polri Kramatjati pada Sabtu (16/9/2023).
Ia sedang melakukan pemeriksaan pasca-operasi bersama anaknya, Hefriyanto (25).
"Mamah saya ada katarak di mata sebelah kirinya. Sekitar tiga tahun lalu, awalnya muncul kayak benjolan putih saja," terang Hefriyanto kepada Kompas.com di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu.
Baca juga: 198 Orang Jalani Operasi Katarak Gratis di RS Polri Kramatjati
Sambil bercerita, ia beberapa kali melirik ke sisi kanannya, yakni tempat pemeriksaan para pasien operasi katarak.
Sebab, sang ibunda sedang berada di dalam untuk diperiksa kondisi kesehatan matanya.
Hefriyanto mengatakan, pihak keluarga awalnya mengira bahwa benjolan di mata ibunya itu merupakan benjolan biasa. Mereka pun membeli obat tetes mata di apotek.
Seiring berjalannya waktu, benjolan putih itu semakin melebar dan menutupi bagian hitam pada bola mata Rumondang.
"Lama-lama, mamah saya bilang kalau penglihatannya agak buram. Kami bertanya-tanya dan periksakan ke dokter, rupanya katarak," ucap dia.
Mengganggu aktivitas sehari-hari
Sejak 15 tahun lalu, Rumondang berjuang seorang diri mengurus anak-anaknya. Sebab, suaminya telah meninggal dunia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.