Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jakarta Timur: Kalau Tarif LRT Normal, Mending Motoran atau Naik Transjakarta

Kompas.com - 22/09/2023, 17:31 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pekerja kantoran dari Jakarta Timur mengaku akan memilih naik kendaraan pribadi atau Transjakarta setelah tarif moda transportasi lintas raya terpadu (LRT) normal nantinya.

Anindya (30), pegawai swasta yang berangkat dari Stasiun LRT Harjamukti menuju Stasiun Dukuh atas menilai tarif normal untuk rute tersebut tergolong mahal.

"Aku itu bensin motor seminggu paling Rp 60.000. Sedangkan kalau nanti harga LRT sudah normal, taruhlah Rp 20.000 sekali jalan, sudah berapa kalau PP (pergi-pulang)," ujar dia kepada Kompas.com di Stasiun Dukuh Atas, Jumat (22/9/2023).

Apalagi bagi Anin, perbedaan durasi waktu tempuh rumah-kantor jika menggunakan sepeda motor, atau LRT sebenarnya tidak begitu signifikan.

Baca juga: Tarif Maksimal LRT Jabodebek Jadi Rp 20.000, Warga: Lebih Murah Naik Motor

"Biasanya memang naik motor, cuma karena ada LRT yaudah LRT saja deh. Waktunya, sebenarnya kalau naik motor aku 45 menit sampai. Kalau naik ini kan 30 menit, tapi jalan dari Stasiun Dukuh Atas ke kantorku UOB 20 menit," tutur Anin.

Anin mengakui, naik LRT memang akan sangat membantu saat di jam-jam padat, pergi dan pulang kerja.

"Tapi yaudalah daripada macet-macetan an di jalan, enak itu sih. Kan sama pemerintah sudah dikasih fasilitas bagus gini kan oke ya, tinggal manusianya aja," ucap dia.

Tetapi, bila harganya sudah normal, paling Anin akan naik LRT dua kali seminggu saja.

Baca juga: Jajal LRT TMII-Dukuh Atas di Jam Kerja yang Padat Penumpang, Celingak-celinguk Cari Bangku Kosong

"Jadi mungkin kalau harganya normal, paling dua kali seminggu saja naik LRT," ujar dia.

Hal senada juga diungkapkan penumpang bernama Tini (28), yang menilai tarif normal LRT untuk rute Stasiun TMII-Dukuh Atas masih terbilang mahal.

"Menurut aku harganya dikurangi sedikit lah. Kalau dari Stasiun Taman Mini ke Dukuh Atas masih sekitar Rp 10.000 kayaknya bakal lebih rame deh, tapi kalau harganya nanti di atas MRT enggak tahu juga deh ke depannya.

Katanya Rp 15.000-an ya. Aku sih mending naik Transjakarta, Rp 3.500 sampai kantor, apalagi kalau enggak buru-buru," ujar Tini di lokasi serupa.

Tak hanya Tini dan Anin, penumpang lain bernama Via (29) juga menyampaikan hal serupa.

Baca juga: LRT Jabodebek pada Akhir Pekan, Ramai Dipadati Penumpang yang Ajak Keluarga Jalan-jalan

Jika tarif LRT sudah normal, Via yang berdomisili di Ciputat akan memilih naik Transjakarta seperti biasanya dibanding LRT.

Sebagai perbandingan, kata Via, tarif normal LRT sekali jalan dari Stasiun Dukuh Atas menuju Stasiun Harjamukti ada di kisaran Rp 21.000 dan itu terbilang mahal bagi dia.

"Karena Transjakarta bisa sampai kantor Rp 3.500 ya lebih efisien naik Transjakarta. Ini aku habis LRT-an harus sambung naik Transjakarta lagi sampai kantor. Tapi kalau di jam-jam padat lebih worth naik LRT sih," kata Via.

Apalagi, kata dia, warga Ciputat sekitar punya dua pilihan mode Transjakarta, versi reguler dan premium.

"Tapi kalau enggak buru-buru dan nyantai ya masih ada busway (Transjakarta). Busway di Cibubur pun ada dua opsi mau yang reguler atau versi mahal Rp 20.000-n, royaltrans itu. Jadi subsidi LRT-nya mungkin bisa ditambahin ya," celetuk dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com