JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya kemarau panjang yang diduga menjadi penyebab kenaikan harga beras di pasar.
Muhammad Chusein (45), pedagang beras di Pasar Rawa Badak Utara menduga, kenaikan harga terjadi imbas proses panjang pemilihan umum (pemilu) di Indonesia.
“Ya ada kemarau panjang, ada politik mungkin, kan jelang pemilu ini,” kata Chusein sambil tertawa, saat ditemui Kompas.com di tokonya, Pasar Rawa Badak, Koja, Jakarta Utara, Rabu (11/10/2023).
Baca juga: Beras Mahal, Warga di Bekasi Manfaatkan Operasi Pasar untuk Dapat Harga Murah
Namun, Chusein tidak bisa memastikan dugaannya itu.
Sementara itu, pedagang lain bernama Chuyenk (28) juga menduga ada faktor lain penyebab harga beras naik. Salah satunya karena info hoaks.
“Sebenarnya sih ada yang bilang ekspor dan impor. Kemarin juga ada isu beras plastik. Jadi, kita jualnya bingung juga,” tutur Chuyenk.
“Kita jual beras bagus dikira beras plastik, beras jelek dikira enggak bermutu. Kan jadi serba salah. Tapi, ini harga malah tinggi, pedagang teriak semua,” lanjut dia.
Chusein mengatakan, harga beras terus melonjak sejak 17 Agustus 2023.
Menurut dia, kenaikan harga beras ini sangat menyulitkan para pedagang di Pasar Rawa Badak.
"Sekarung naiknya bisa Rp 40.000-50.000. Karung kecil yang itu, yang 25 kilogram. Dulu kan Rp 330.000, sekarang Rp 380.000," ujar Chusein.
Baca juga: Harga Beras di Pasar Rawa Badak Jakut Terus Naik sejak Agustus
Dengan keadaan tersebut, Chusein terpaksa membongkar celengan demi modal yang kian membesar.
"Iya, dari Agustus itu sudah mulai merangkak, merangkak, merangkak. Dijual, tapi nambah modal lagi. Gitu terus. Dijual Rp 330.000, nambah lagi Rp 340.000. Gitu saja terus. Satu mobil, itu bisa tambah Rp 7 juta kita," ucap Chusein.
"Ya maksudnya kenaikan harga bisa Rp 7 juta (untuk sejumlah karung beras yang masuk di mobil bak terbuka. Yang punya celengan, pada bongkar celengan," lanjut dia.
Bahkan, terkadang Chusein harus berutang demi modal membeli beras.
"Ngutang malah, ngutang semua, enggak kayak dulu. Orang-orang di dalam itu sudah pada ngeluh saat berjualan. Gali lubang tutup lubang," ujar Chusein.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.