Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Gelar Unjuk Rasa di MK, Tak Sampai Setengah Jam Membubarkan Diri

Kompas.com - 15/10/2023, 20:00 WIB
Xena Olivia,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa diberi waktu untuk berorasi di depan Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka Barat No 6, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (15/10/2023).

Mereka datang dari dua kelompok yang mengatasnamakan Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) dan Aliansi Mahasiswa untuk Demokrasi.

Aliansi pertama datang sekitar pukul 14.30 WIB. Mereka menuntut agar MK mencegah adanya intervensi terkait pembuatan keputusan batas usia capres dan cawapres.

“Jangan sampai intervensi masuk ke badan MK!” seru sang orator yang berjaket almamater mahasiswa berwarna hijau cerah.

Baca juga: Duga Ada Orkestrasi Gugatan Usia Capres-Cawapres di MK, Pakar: Masyarakat Harusnya Marah

Ia menggunakan toa berukuran kecil untuk menyampaikan pendapatnya.

Sekitar 14.53 WIB, unjuk rasa dari Permahi cabang Tangerang Selatan selesai. Aparat yang bertugas mengawal penyampaian pendapat juga turut membubarkan diri.

Lalu, aliansi kedua datang pada pukul 16.40 WIB. Mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa untuk Demokrasi, mereka datang beriringan sambil memakai jas almamater mahasiswa berwarna biru cerah.

Tuntutan mereka sama dengan aliansi sebelumnya, yakni untuk menolak adanya intervensi atas putusan MK soal syarat usia capres-cawapres yang akan diumumkan besok Senin (16/10/2023).

Baca juga: Ada Demo di MK, Mahasiswa Berorasi Pakai Toa dan Bawa Poster

Sebagian besar dari mereka menggenggam selembar HVS putih bertuliskan “Tolak Intervensi Politik Terhadap MK”.

Salah satu kertas lainnya bertuliskan “MK Bukan Mahkamah Keluarga”.

“Kami semua sama-sama tahu relasi hubungan keluarga pada tubuh eksekutif dengan yudikatif menjadi relasi kuasa yang dapat mencederai lembaga negara yang seharusnya netral dan berintegritas,” ujar Koordinator Lapangan Aksi Aliansi Mahasiswa untuk Demokrasi Akhmad.

“Kami di sini juga hadir untuk menjadi pengingat bahwa check and balance harus tetap berjalan untuk menjaga iklim demokrasi yang sehat,” imbuh dia.

Sekitar pukul 16.51 WIB, aliansi kedua selesai berorasi dan segera membubarkan diri. Kepergian mereka diiringi oleh sejumlah personel aparat kepolisian yang melakukan pengamanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok di Kemang

Pelajar Paket B Tewas Dikeroyok di Kemang

Megapolitan
Camat Kembangan Tak Larang Spanduk Dukungan Pilkada jika Dipasang di Pekarangan Rumah

Camat Kembangan Tak Larang Spanduk Dukungan Pilkada jika Dipasang di Pekarangan Rumah

Megapolitan
Bandar Narkoba yang Sembunyikan Sabu di Jok Motor Ternyata Residivis

Bandar Narkoba yang Sembunyikan Sabu di Jok Motor Ternyata Residivis

Megapolitan
Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang

Cerita Pelamar Kerja di Gerai Ponsel Condet, Sudah Antre Panjang, tetapi Diserobot Orang

Megapolitan
Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Tak Sabar Menunggu Antrean Wawancara, Sejumlah Pelamar Kerja PS Store Condet Pilih Pulang

Megapolitan
Polisi Bongkar Markas Judi “Online” yang Dikelola Satu Keluarga di Bogor

Polisi Bongkar Markas Judi “Online” yang Dikelola Satu Keluarga di Bogor

Megapolitan
Cegah DBD, Satpol PP DKI Minta Warga Aktif Lakukan PSN 3M Plus

Cegah DBD, Satpol PP DKI Minta Warga Aktif Lakukan PSN 3M Plus

Megapolitan
Sulit Dapat Kerja, Eks Karyawan Rumah Makan Banting Setir Jadi PKL di GBK

Sulit Dapat Kerja, Eks Karyawan Rumah Makan Banting Setir Jadi PKL di GBK

Megapolitan
Heru Budi Optimistis Ekonomi Jakarta Tetap Tumbuh lewat Berbagai Gelaran 'Event'

Heru Budi Optimistis Ekonomi Jakarta Tetap Tumbuh lewat Berbagai Gelaran "Event"

Megapolitan
Pemeriksaan Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Rampung, tapi Belum Ada Kesimpulan

Pemeriksaan Kesehatan Mental Ibu yang Cabuli Anak Kandungnya Rampung, tapi Belum Ada Kesimpulan

Megapolitan
'Perjuangan Mencari Kerja Memang Sesusah Itu...'

"Perjuangan Mencari Kerja Memang Sesusah Itu..."

Megapolitan
Bandar Narkoba di Penjaringan Mengaku Dapat Sabu dari Matraman

Bandar Narkoba di Penjaringan Mengaku Dapat Sabu dari Matraman

Megapolitan
Polisi Selidiki Oknum Sekuriti Plaza Indonesia yang Pukuli Anjing Penjaga

Polisi Selidiki Oknum Sekuriti Plaza Indonesia yang Pukuli Anjing Penjaga

Megapolitan
Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Kasus Akseyna 9 Tahun Tanpa Perkembangan, Polisi Klaim Rutin Gelar Perkara

Megapolitan
Polisi Sebut Benda Perdukunan Milik DS Tak Terkait Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Polisi Sebut Benda Perdukunan Milik DS Tak Terkait Kasus Pembunuhan Bocah Dalam Galian Air di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com