JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah turut menyoroti kasus perundungan yang terjadi di Kota Depok dan Jatimulya, Kabupaten Bekasi.
KPAI mengaku prihatin atas dua kasus perundungan yang terjadi tersebut. Menurut dia, perilaku perundungan tidak bisa dianggap sepele.
"Dampak dari bullying tidak bisa dianggap kecil, sehingga penyelesaian harus secara holistik (cara pandang yang menyeluruh)," kata Maryati dalam sambungan teleponnya kepada Kompas.com, Rabu (1/11/2023).
Ia mencontoh, penyelesaian tidak bisa semata-mata dengan jalan damai. Perlu ada langkah mediasi dari berbagai pihak.
Baca juga: Pilu, Kaki Siswa SD di Bekasi Harus Diamputasi Usai Di-sliding Teman
"Tidak hanya dua kelompok yang bersengketa dan bahkan pihak terkait semisal sekolah atau keluarga, tetapi perlu ada dari P2TP2A, atau misalnya dari KPAI, KPAD, itu bisa memonitor, persoalan itu bisa selesai sampai mana namun menyisakan problem apa," ucap Maryati.
Lebih lanjut, kata Maryati, penyelesaian kasus perundungan juga perlu dilakukan secara komprehensif. Sebab, kebanyakan perilaku perundungan didasari atas tindakan yang terbilang sepele.
"Kalau dibilang sepele, ya sepele juga. Kadang-kadang ejek-ejekan itu ada yang berat, ada yang ringan, tapi selalu ada eskalasi yang tidak setara," tutur Maryati.
"Saya kira KPAI sangat menyesalkan dua peristiwa ini, terutama yang sudah berlarut-larut, penyelesaian tidak sampai tuntas, nah yang ke dua, mari sama-sama harus berkaca pada persoalan yang telah lampau, harus diselesaikan juga secara tuntas bagi anak korban," tutur dia melanjutkan.
Diberitakan sebelumnya, dua kasus perundungan terjadi di wilayah Sawangan, Depok dan Jatimulya, Kabupaten Bekasi.
Baca juga: Polisi Minta Siswi SMP di Depok yang Di-Bully Temannya Melapor
Perundungan di Depok dilakukan oleh M (16) kepada ARN (14). Hal itu terjadi karena aksi provokasi di pesan singkat WhatsApp. Video perundungan itu juga beredar di media sosial Instagram.
Dalam video yang beredar, korban ARN dipukul, dijambak, ditendang, dan didorong hingga tersungkur ke tanah.
Sementara yang terjadi Jatimulya, Kabupaten Bekasi dialami oleh FAA (12), siswa sekolah dasar yang duduk di SD Negeri Jatimulya 09 Tambun Selatan.
Kaki kiri FAA bahkan harus diamputasi karena ia di "sliding" oleh temannya pada Februari 2023.
Baca juga: Kisah Pilu Siswa SD di Bekasi, Kaki Diamputasi karena Aksi Sliding yang Dianggap Cuma Candaan...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.