Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TK dan SD Sumbangsih di Jaksel Terbakar, Guru: Api Berasal dari Tumpukan Kayu Kering

Kompas.com - 02/11/2023, 05:30 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran melanda gedung Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) Sumbangsih di Jalan Duren Bangka, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (1/11/2023).

Pantauan Kompas.com di lokasi, si jago merah masih menyala hebat sekitar pukul 23.00 WIB.

Kobaran api membubung tinggi dan membakar material bangunan.

Salah satu sudut bangunan yang terbakar hebat terletak di bagian atap.

Kerangka atap sekolah yang disinyalir masih menggunakan kayu dan dilapisi dengan seng membuat api dengan mudah merambat.

Baca juga: Antisipasi Kebakaran TPA Rawa Kucing, BPBD Tangerang Minta Dinas LH Bikin Jalur Evakuasi Hingga Hydrant

Akibatnya, tidak sampai setengah jam, api sudah melahap habis seluruh bagian atap yang bangunannya memiliki tinggi dua lantai.

Sementara itu, material yang terbakar yakni kayu, seng, dan asbes, terlihat berjatuhan ke lantai dasar satu per satu.

Material itu kemudian menimbulkan bunyi yang nyaring saat menyentuh lantai dasar.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Selatan, api mulai menyala sekitar pukul 22.43 WIB.

Pemadam kemudian mengirimkan 14 unit mobil ke lokasi dengan personel berjumlah 52 orang.

Baca juga: Kebakaran Gunung Merbabu, Monyet dan Kijang Ditemukan Mati

 

Api diduga berasal dari tumpukan kayu

Salah seorang guru yang mengajar di SD Sumbangsih, Azmi, menyebut, si jago merah berasal dari tumpukan kayu yang ditaruh di area gedung.

"Awal mula api dari tumpukan kayu kering, potongan kayu gitu," ujar Azmi kepada wartawan.

"Dari situ, kemudian menyambar ke bangunan gedung belakang yang kebetulan sudah lama enggak dipakai, cuma ada sisa kayu-kayu doang di sana," lanjut dia.

Akibat banyaknya sisa kayu yang disimpan di area gedung, api akhirnya merambat dan melahap seisi gedung dengan cepat.

"Akhirnya merambat cepat dari situ, soalnya banyak material yang mudah terbakar," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com