Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Kebakaran TPA Rawa Kucing, BPBD Tangerang Minta Dinas LH Bikin Jalur Evakuasi Hingga Hydrant

Kompas.com - 01/11/2023, 21:20 WIB
M Chaerul Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang merekomendasikan Dinas Lingkungan Hidup (LH) membuat sistem pemadam kebakaran di tempat pembuangan akhir (TPA) Rawa Kucing, Neglasari, Tangerang.

Kepala BPBD Kota Tangerang, Maryono Hasan mengatakan, hal itu sebagai salah satu upaya persiapan dini dalam mengatasi kebakaran hebat apabila kembali melanda tempat pembuangan sampah tersebut.

Dalam rekomendasinya, BPBD menyarankan Dinas LH menambah hydrant di beberapa titik area TPA.

Selain itu, Dinas LH juga disarankan untuk membuat jalur evakuasi serta menyiapkan perlengkapan alat pemadam lengkap di TPA.

"Kami merekomendasikan ke Dinas Lingkungan agar membuat jalur evakuasi untuk pemadam kebakaran, juga menambah hydrant atau tandon dan menyiapkan alkon serta selang," kata Maryono saat dihubungi Kompas.com, Rabu. 

Baca juga: BPBD Tangerang Pastikan Sudah Tak Ada Titik Api di TPA Rawa Kucing

Namun, Maryono belum mengetahui apakah Dinas LH akan menjalankan rekomendasi tersebut atau tidak.

"Masih perlu kami koordinasikan kepada dinas Lingkungan Hidup," ucap Maryono.

Adapun, TPA yang terletak di Kedaung Wetan, Neglasari itu sempat terbakar pada Jumat (20/10/2023) dan proses penanganannya membutuhkan waktu hampir dua pekan.

Saat ini, BPBD Tangerang memastikan sudah tak ada lagi titik api membakar area tempat pembuangan sampah itu.

"Iya benar (titik api sudah tidak ada). Alhamdulillah, sudah tidak ada asap juga dan sore ini di lokasi diguyur hujan," kata Maryono.

Kendati demikian, Maryono mengatakan, anggotanya masih tetap disiagakan di tempat pembuangan sampah itu hingga Pemkot Tangerang mencabut status darurat bencana.

"Penanganan belum selesai karena kami masih tetap berjaga sampai besok. Tapi, hari ini kami tengah melakukan proses pengusulan surat pelaporan selama kegiatan penanganan kebakaran TPA selama 13 hari," ucap dia.

Baca juga: Kebakaran TPA Rawa Kucing Mulai Padam, 45 Orang Masih Bertahan di Pengungsian

Sebagai informasi, kebakaran di TPA Rawa Kucing terjadi sekitar pukul 14.00 WIB, Jumat (20/10/2023).

Kebakaran sulit dipadamkan karena area TPA yang luas dan banyaknya titik api yang harus dijinakkan.

BPBD melaporkan 27 hektar area TPA Rawa Kucing yang terdampak kebakaran.

Pemerintah Kota Tangerang juga telah menetapkan status bencana darurat daerah imbas kebakaran ini.

Status ini telah ditetapkan sejak Sabtu (21/10/2023). Pemadaman titik api juga masih berlangsung.

Tak hanya mengerahkan lewat jalur darat, pemadaman juga dilakukan melalui jalur udara.

Satu unit helikopter water bombing milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ikut diterjunkan untuk pemadaman di TPA Rawa Kucing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Profesinya Kini Dilarang, Jukir Liar di Palmerah Minta Pemerintah Beri Pekerjaan yang Layak

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Pemprov DKI Jakarta Lepas 8.000 Jemaah Haji dalam Dua Gelombang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Jukir Minimarket: Jangan Main Ditertibkan Saja, Dapur Orang Bagaimana?

Megapolitan
Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Rubicon Mario Dandy Turun Harga, Kini Dilelang Rp 700 Juta

Megapolitan
Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Anggota Gangster yang Bacok Mahasiswa di Bogor Ditembak Polisi karena Melawan Saat Ditangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com