JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Rumah Susun Tanah Tinggi (Rustanti) di Johar Baru, Jakarta Pusat, menanyakan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal selesai dikerjakan.
Ketua RW 14 Tanah Tinggi Wahidin mengatakan, pembangunan IPAL telah berlangsung sejak Agustus dan akan berjalan selama 130 hari kerja.
“Warga pernah bertanya, ‘Pak, proyek ini sampai kapan?’. Saya jelaskan. Mereka harapkan agar cepat kelar saja. Saya kasih edukasi, ini (IPAL komunal) sudah cukup lama kita nanti-nanti,” kata Wahidin kepada Kompas.com saat diwawancarai di Pos RW 14 Tanah Tinggi, Jumat (3/11/2023).
Baca juga: Ada Pembangunan IPAL Komunal, Warga Rustanti Sesak Napas dan Gatal-gatal
Menurut Wahidin, selama 30 tahun terakhir, berbagai proyek sulit masuk ke kawasan rusun Tanah Tinggi. Itulah sebabnya proyek pembangunan IPAL komunal sangat ditunggu-tunggu.
“Kurang lebih 30 tahun, notabene proyek tidak pernah masuk, sekecil apapun di Rustanti susah masuk. Wajar saja seperti ini (ada pembangunan), supaya ke depannya akan lebih baik,” ujar dia.
Terkait penghuni Rustanti yang mengeluhkan gangguan pernapasan dan gatal-gatal, Wahidin berpendapat bahwa itu merupakan hal biasa.
“Bukan berarti karena ada proyek IPAL dan sejenisnya. Mereka juga dari cara makan (kurang sehat). Makan gorengan, ditambah es, apalagi cuaca panas ekstrem,” kata Wahidin.
Baca juga: Debu Proyek IPAL Rustanti Meningkatkan Risiko Ganguan Kesehatan, tapi Disebut Bukan Penyebab Utama
Selaras dengan data yang dihimpun puskesmas keliling (pusling) di RW 14 Tanah Tinggi hari ini, Jumat, mayoritas penghuni Rustanti justru terdiagnosis hipertensi atau darah tinggi.
“Diagnosis terbanyak hipertensi, ada 10 pasien. Sebanyak 10 lainnya bervariasi, ada common cold (batuk pilek), diabetes, pruritus (gatal-gatal), myalgia (nyeri otot), dan dispepsia (sakit maag),” kata Kepala Puskesmas Pembantu (Kapustu) Tanah Tinggi Nita.
Nita menambahkan, debu di sekitar pembangunan proyek memang bisa meningkatkan risiko gangguan pernapasan. Namun, hal ini bukanlah faktor utama.
“Perlu kami garisbawahi, adanya debu (dari proyek) meningkatkan risiko. Tapi, tidak menjadi penyebab utama,” tegas dia.
Berkait masalah ini, Nita bersama Wahidin dan Lurah Tanah Tinggi Nino Ardiansyah melakukan sosialisasi kepada warga rusun dan PAUD Wildan Ceria.
Baca juga: Ipal Komunal Atasi Problem Kekurangan Septic Tank di Depok
“Kami sosialisasi ke warga yang buka warung di bawah. Jangan lupa, makanannya dimasukkan ke etalase untuk mengurangi risiko. Biar makanannya enggak kena debu dan mengurangi risiko diare,” ujar Nita.
Kepada warga, Nita mengimbau agar menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu, untuk tetap menggunakan masker di luar rumah.
“Cuaca lagi panas begini, ditambah di rusun ada pembangunan IPAL. Konsumsi makanan sehat, kurangi goreng-gorengan dan perbanyak air putih. Makan buah dan sayur,” imbau dia.
“Kalau memang sudah terjadi batuk pilek, etika batuknya diperhatikan. Bisa tutup mulut, atau tutup pakai lengan,” sambung Nita.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga rumah susun Tanah Tinggi (Rustanti) di Johar Baru, Jakarta Pusat, dilaporkan mengeluhkan sesak napas dan gatal-gatal.
Mulanya, gangguan pernapasan dan kulit itu diduga terjadi akibat adanya proyek pembangunan pengolahan air limbah (IPAL) komunal dan perbaikan jalan yang tengah berlangsung di kawasan rusun.
Menindaklanjuti hal itu, perangkat Kelurahan Tanah Tinggi menggelar puskesmas keliling (pusling) untuk menjawab keluhan warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.