JAKARTA, KOMPAS.com - Alfin Tofler (35) tampak menyapa beberapa pegiat fotografi yang datang ke gelaran Doss Vaganza di Mal Grand Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2023).
Maklum, dia akan menjadi pembicara workshop yang diagendakan dalam Doss Vaganza, sebuah eksebisi untuk para fotografer dan videografer memamerkan bakat mereka dari 2-5 November 2023.
Di sela-sela kegiatannya siang itu, Alfin menyempatkan diri menyapa Kompas.com. Kami mulai berbincang mengenai perjalanan kariernya sebagai fotografer pada tahun 2012.
Alfin bercerita, kala itu dia masih bekerja sebagai reporter kanal bisnis di sebuah media online. Dia bermodalkan kamera DSLR Nikon D90.
Baca juga: Tak Lekang oleh Waktu, Perjalanan Sutikno Lihat Dunia lewat Lensa Kamera
"Reporter bisnis kan kerjaannya mutar-mutar ke sini ke situ. Jadi kayak sayang kalau enggak foto. Ya sudah, beli kamera, coba-coba, dan ketagihan," kata Alfin saat berbincang dengan Kompas.com.
Kepercayaan diri Alfin semakin tumbuh ketika dirinya ikut pelatihan foto dan mendapatkan pujian dari atasannya.
"Dia (atasan) bilang, 'lo bagus nih, fotonya', gitu," celetuk Alfin.
Pada tahun 2017, Alfin "menggantung ID pers"-nya dan beralih profesi menjadi fotografer penuh waktu.
Dia bekerja menjadi fotografer sekaligus pelatih di sebuah perusahaan toko kamera selama dua tahun.
Kemudian, Alfin kembali membuka lembaran baru dan mendirikan usaha sendiri jelang akhir tahun 2019.
"Bikin usaha photography trip. Market gue tuh teman-teman yang hobi fotografi lanskap, jadi travel tapi (temanya) fotografi," ujar dia.
Baca juga: Kisah Ngatiyem, Penjual Jamu Sebatang Kara yang Meninggal dalam Sunyi
Sebagai fotografer lanskap berbasis di Ibu Kota, ada tantangan tersendiri bagi Alfin. Yakni, langit Jakarta yang cenderung berwarna kelabu.
"Langit dan polisi jadi problemnya kalau moto di Jakarta dibanding kota-kota lain. Terlihat jelas di kamera, ya ampun!" keluh dia.
Kondisi itu semakin parah ketika Jakarta memasuki musim kemarau. Sebab, tak ada hujan yang bisa menyapu langit agar kembali biru.
"Landscape-an di Jakarta susah. Pagi kelabu, siang kelabu, sore apalagi—gelap!" seru Alfin sambil tertawa.