DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris sempat menyinggung soal "serangan fajar" saat dia memberikan sambutan dalam kegiatan sosialisasi pendidikan politik bagi pemilih pemula di SMA Kasih Depok, Jawa Barat.
Ia berujar, para siswa SMA yang merupakan pemilih pemula pada Pilkada 2024 mendatang, harus bijak menentukan pilihannya, bukan karena terpengaruh "serangan fajar" alias menerima uang pelicin.
"Jadi jangan asal sekadar mencoblos tetapi harus memilih yang cerdas, kan suka dengar namanya serangan subuh, serangan fajar," ujar Idris dalam sambutan tersebut, Rabu.
Baca juga: Beri Pendidikan Politik ke Siswa SMA, Wali Kota Depok M Idris Pakai Lagu Anji dan Virgoun
Menurut dia, jika calon pemimpin yang menggunakan strategi "serangan fajar" tentunya mewakili kualitas dari calon tersebut, begitu pula dengan yang memilihnya.
"Nah itu kurang cerdas itu, tidak cerdas, sebab dia memilih sesuatu karena itu (serangan fajar) tadi. Ada iming-iming. Nah ini sangat menentukan kualitas kepemimpinan kita nanti," lanjut dia.
Jadi, Idris menekankan, nanti jangan marah kalau ternyata kualitas pemimpin hasil "serangan fajar" tidak sesuai dengan ekspektasi.
Baca juga: Pemkot Depok Anggarkan Rp 50 Miliar untuk Penanggulangan Bencana
"Kalau kita memilih pemimpin seperti itu, ya nanti adik-adik jangan ngambek, marah-marah, itu tanggung jawab pemilihan kita, ya," ucap dia.
Sebagai informasi, serangan fajar adalah istilah yang kerap digunakan untuk menyebut politik uang menjelang pemilihan umum atau pemilu.
Mengutip Kompas.com (28/3/2022), fenomena ini merujuk pada kegiatan membagikan uang kepada masyarakat, dengan tujuan untuk memengaruhi agar memilih pasangan calon tertentu.
Baca juga: Serangan Fajar Jangan Terus Berulang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.