Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amankan Piala Dunia U-17, Wakapolda Metro: Kami Tidak Ingin Buat Kesalahan Sekecil Apa Pun

Kompas.com - 09/11/2023, 13:02 WIB
Rizky Syahrial,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya mempersiapkan dengan matang rencana pengamanan Piala Dunia atau FIFA World Cup U-17 2023 di Jakarta. 

Polda Metro Jaya mengerahkan 2.348 personel untuk mengamankan perhelatan internasional itu. 

"Kami tidak ingin membuat kesalahan sekecil apa pun," kata Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suyudi Ario Seto di Mapolda Metro Jaya, Kamis (9/11/2023).

Baca juga: Polisi Imbau Masyarakat Jaga Keamanan dan Ketertiban Selama Piala Dunia U-17

Suyudi mengatakan, segmentasi pendukung pada gelaran Piala Dunia U-17 2023 ini kebanyakan dari kalangan muda.

Polda Metro Jaya pun sudah merangkum 10 potensi kendala yang diantisipasi polisi, yaitu:

  1. Kerumunan atau crowd di pintu masuk stadion;
  2. Kemacetan pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas;
  3. Gesekan fisik antar supporter;
  4. Penghadangan, penyerangan, pelemparan terhadap wasit pemain dan tim official;
  5. Pelemparan kembang api atau flair ke lapangan;
  6. Spanduk yang dibawa suporter bersifat politik maupun dukungan terhadap salah satu negara berkonflik, salah satunya konflik Israel dan Palestina;
  7. Aksi ancam bom, bom bunuh diri dan penyerangan terhadap aparat keamanan TNI Polri;
  8. Aksi kejahatan konvensional, kejahatan jalanan dan aksi premanisme;
  9. Aksi sabotase jalannya rangkaian FIFA U-17 World Cup 2023;
  10. Kejadian kontinjensi dan bencana alam.

Sebagai informasi, Piala Dunia U-17 2023 akan berlangsung di Indonesia mulai 10 November hingga 2 Desember 2023.

Baca juga: Jelang Piala Dunia U-17, Heru Budi Sebut Semua Infrastruktur JIS Sudah Siap

Sebanyak 24 tim nasional dari seluruh dunia akan bertanding merebutkan trofi Piala Dunia U-17 2023.

Ke-24 negara kontestan yang berasal dari enam konfederasi sepak bola akan terbagi menjadi enam grup pada turnamen ini.

Ada empat stadion yang menjadi lokasi Piala Dunia U-17, yakni Jakarta International Stadium (Jakarta), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Stadion Manahan (Surakarta).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com