Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Efisiensi Waktu, Pengendara di Ibu Kota Nekat Lawan Arah dan Masuk "Busway"

Kompas.com - 16/11/2023, 07:31 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi efisiensi waktu, para pengendara di Ibu Kota nekat melawan arah. Sulitnya menemukan u-turn atau putaran balik, menjadi salah satu alasan mereka memilih melanggar lalu lintas.

Dimas (28), misalnya, mengaku sering kali melawan arah lantaran jarak u-turn di jalanan Jakarta terlampau jauh.

"Ada alasannya, karena jalanan di Jakarta jaraknya agak jauh putaran baliknya. Untuk memangkas waktu, jadi butuh jalur lain, salah satunya lawan arus," ujar Dimas saat ditemui di kawasan Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (15/11/2023).

Baca juga: Dalam Satu Jam, 144 Pengendara Motor Lawan Arah di Simpang Stasiun Cikini

Ia kerap melanggar lalu lintas di flyover Slipi. Alasannya, kata Dimas, untuk memangkas waktu perjalanan.

"Alasannya untuk efisiensi waktu. Selain lawan arus, saya pernah palsuin pelat nomor," ungkap dia.

Hal senada diungkapkan Nina (29), yang sehari-hari bekerja di Jakarta Timur. Padatnya jalanan dan diburu-buru waktu, membuat dia nekat melawan arus bahkan menerobos lampu merah.

"Saya pernah lawan arus, putar balik bukan di tempat seharusnya, terobos lampu merah juga. Pernah juga langgar lalu lintas di jalur yang seharusnya enggak boleh dilalui motor," kata Nina.

Baca juga: Ada Polisi, Pengendara Tuntun Motornya di Trotoar Saat Lawan Arah di Dekat Stasiun Pasar Minggu

Ketika berangkat kerja, mau tak mau dia putar arah di tempat yang tidak seharusnya. Alhasil, Nina harus ekstra hati-hati dengan kendaraan lain.

"Saya juga kalau melanggar di tempat yang memang enggak ada polisi atau lagi enggak dijaga makanya berani. Kalau dilihat ada polisinya, ya tetap tertib dan putar balik di u-turn," ucap Nina.

Sementara itu, pengendara lain bernama Ramadhan (27) mengakui banyak pelanggaran lalu lintas yang pernah dilakukannya. Termasuk melawan arah.

"Lawan arus sering, terobos lampu merah pernah tetapi jarang banget," jelas dia.

Selain itu, Ramadhan juga pernah terkena tilang karena melintasi di busway atau jalur bus Transjakarta. Di tengah kemacetan Ibu Kota, ia memilih masuk busway hingga akhirnya kena tilang polisi.

"Karena saya buru-buru, saya terobos jalur Transjakarta. Setelah diterobos, di ujung di persimpangan pas mau putar balik ternyata ada polisi," papar Ramadhan.

"Saya disetopin, karena saya menyadari saya salah ya sudah saya diam saja. Enggak ada negosiasi," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com