Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejanggalan Menu Cegah Stunting di Depok: Ada Foto Idris-Imam, Meski Pakai APBN

Kompas.com - 18/11/2023, 10:46 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

DEPOK,KOMPAS.com - Program pemberian makanan tambahan (PMT) Kota Depok, Jawa Barat menuai polemik.

Pasalnya, makanan yang diberikan di dalam program yang semestinya diperuntukkan bagi anak-anak guna mencega stunting, jauh dari layak. Padahal, anggaran program itu mencapai Rp 4,9 miliar.

Sebagai contoh, pada foto pertama yang beredar di Instagram @depok24jam, menu makanan pada hari pertama hanyalah berupa nasi putih yang dibungkus wadah bening serta kuah sup yang dibungkus plastik.

Sementara menu pada foto berikutnya hanya berupa tahu putih dan sawi yang diberi kuah. 

Komisi D DPRD Kota Depok pun telah memanggil para pihak terkait pada Jumat (17/11/2023) kemarin.

Baca juga: Sederet Kejanggalan Menu Program Pencegah Stunting yang Bikin Geram DPRD Depok

Anggota Komisi D Qonita Lutfiah menyoroti penggunaan anggaran oleh Dinkes Depok dalam program tersebut.

"Warga yang datang banyak mengeluhkan, anaknya enggak mau makan menu yang diberikan. Maka itu sebaiknya kita beri lah yang selayaknya, harusnya komposisi juga lebih diutamakan," kata Qonita.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah output program, kesesuaian paket makanan yang disajikan dengan anggaran Rp 18.000 hingga anggaran pengadaan wadah untuk kemasan PMT.

Anggota Komisi D lainnya, Babai Suhaimi justru mencecar soal penggunaan toples untuk membungkus makanan yang diberikan. Pasalnya, anggaran pengadaan untuk satu toples mencapai Rp 21.000.

Anggota DPRD Depok Babai Suhaimi menunjukkan toples wadah menu PMT, di ruang rapat paripurna DPRD Depok, Jumat (17/11/2023). Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Anggota DPRD Depok Babai Suhaimi menunjukkan toples wadah menu PMT, di ruang rapat paripurna DPRD Depok, Jumat (17/11/2023).

"Ibu (Kadinkes Depok Mary Liziawati) jelaskan yang membuat ibu berinisiatif untuk memberikan toples ini?" tanya Babai ke Kadinkes Depok.

Pakai APBN, tapi Ada Stiker Walikota

Tak hanya soal anggaran dan menu makanan, hal lain yang menggelitik para anggota legislatif itu adalah stiker bergambar Wali Kota Depok Mohammad Idris dan Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono, yang ditempel pada tutup toples.

Padahal, menurut Babai, program PMT itu menggunakan anggaran pusat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), bukan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Depok.

Sementara Qonita menyoroti para kader puskesmas yang menggunakan warna pakaian yang identik dengan parpol tertentu ketika membagikan menu tersebut kepada masyarakat. 

Baca juga: DPRD Minta Stiker Stoples Menu Stunting Diganti, Dinkes Depok Ogah Keluar Biaya Lagi

"Banyak sekali foto-foto kader yang menyerahkan menu PMT ini mengenakan afiliasi salah satu partai politik," kata Qonita.

"Yang kita tahu beberapa kali di paripurna antara Pak Wali, Pak Wakil, dan DPRD sangat menjaga kondusifitas Kota Depok dalam menghadapi pemilu. Percikan-percikan ini jangan sampai mengundang hal-hal yang tidak kita inginkan," imbuh Qonita.

Halaman:


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com