Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Makanan Warteg Naik Imbas Cabai Mahal, Kowantara: Tapi Masih Terjangkau

Kompas.com - 18/11/2023, 18:16 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha warteg menaikkan harga sejumlah menu imbas harga cabai meroket sejak beberapa waktu terakhir.

Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan, kenaikan harga ini telah dipertimbangkan matang-matang.

Namun, dia memastikan, kenaikan harga makanan di warteg tak akan memberatkan para pembeli.

"Harga makanan warteg secara bijak (naik) jika harga cabai naik, namun pastikan penyesuaian tersebut masih terjangkau bagi pelanggan," kata Mukroni saat dihubungi, Sabtu (18/11/2023).

Baca juga: Harga Cabai Meroket, Pengusaha Warteg Siasati Menu Makanan Pedas

Kowantara yang menaungi seluruh warteg, termasuk di DKI Jakarta, telah meminta para pengusaha warteg untuk mengoptimalkan biaya operasional.

Artinya, pemilik warteg diharapkan mengurangi biaya operasional sehingga harga makanan yang dijual tak naik signifikan, meski harga cabai naik.

"Kemudian, mengomunikasikan kepada pelanggan, memberikan alasan dan memastikan pelanggan warteg merasa dihargai," ucap Mukroni.

Mukroni sebelumnya berujar, para pengusaha warteg juga mengurangi menu makanan yang pedas imbas kenaikan harga cabai.

"Naiknya harga cabai berdampak biaya produksi warteg. Pertimbangan untuk memiliki menu variasi yang tidak terlalu bergantung pada cabai," ujar dia.

Baca juga: Saat Harga Cabai Rawit dan Bawang Merah Meroket, tapi Kualitas Jelek...

Menurut Mukroni, pengusaha warteg menawarkan banyak pilihan makanan yang tidak menggunakan banyak cabai.

Para pengusaha warteg juga menggunakan bahan-bahan tradisional sebagai alternatif untuk membuat makanan yang pedas.

"Rempah-rempah alternatif yang dapat menggantikan rasa pedas dari cabai. Misalnya, lada, bumbu-bumbu lain atau jahe yang dapat memberikan rasa dan aroma yang lezat pada makanan," kata Mukroni.

Baca juga: Minta Pemerintah Urus Harga Cabai yang Meroket, Pengusaha Warteg: Rakyat Kecil Jangan Disiksa Melulu...

Untuk diketahui, kenaikan harga cabai salah satunya terjadi di Pasar Kranji, Bekasi, Jawa Barat.

Harga cabai rawit yang semula Rp 40.000 naik menjadi Rp 90.000 per kilogramnya.

"Sekarang naik rawitnya agak tinggi, Rp 90.000 per kilogram. Yang (cabai) keriting agak turun dari Rp 85.000 jadi Rp 75.000. Kenaikan baru-baru ini, jadi enggak stabil naiknya," ujar pedagang bernama Umi.

Akibatnya, banyak pembeli yang mengeluh karena harga cabai naik signifikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com