Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Gaji Ditingkatkan, Guru Honorer: Beban Mengajar Tak Berbeda dengan PNS

Kompas.com - 25/11/2023, 19:24 WIB
Tria Sutrisna,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eva Agustini (22) guru sekolah negeri di DKI Jakarta berharap pemerintah pusat maupun daerah menyesuaikan besaran gaji tenaga pengajar honorer.

Harapan itu dia ungkapnya karena merasa guru di setiap sekolah memiliki beban kerja yang sama, terlepas dari status kepegawaiannya.

“Menurut saya beban ketika mengajar antara honorer murni, Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), Kontrak Kerja Individu (KKI) atau PNS tidak jauh berbeda gitu,” ujar Eva saat berbincang dengan Kompas.com, dikutip Sabtu (25/11/2023).

Baca juga: Cerita Guru Honorer yang Rela Tempuh Puluhan Kilometer demi Mengajar Siswanya

Eva tak menampik besaran gaji guru honorer sangat timpang, jika dibandingkan dengan besaran upah yang berstatus KKI, apalagi PPPK dan PNS.

Besaran upah guru KKI di DKI Jakarta berkisar Rp 4,6 juta. Sedangkan honorer murni, kurang dari Rp 2 juta.

Eva berharap agar gaji guru honorer ditingkatkan, meski besarannya tetap di bawah guru berstatus KKI.

“Ya pasti ada harapan, jika bisa. Apalagi di Jakarta gitu ya bisa lebih dari sekarang yang honorer murni. Dinaikan sedikit ya mungkin mendekati KKI atau dibawahnya,” ucap Eva.

Eva bercerita, upah yang diterimanya saat ini sebetulnya tak sepadan dengan pengeluaran ongkos pulang pergi ke sekolah, dan biaya hidup sehari-hari.

Meski begitu, kondisi ini tak membuat Eva meninggalkan profesinya sebagai guru. Dia menyiasatinya dengan mengajar les privat agar mendapat uang tambahan.

Hal ini dia lakukan agar tetap bisa mewujudkan keinginan untuk mengabdi sebagai guru, dan membagikan ilmunya kepada para siswa.

Baca juga: Gaji Guru SDN di Jaktim Cuma Rp 300.000, Anggota DPRD: Bagaimana Mau Meningkatkan SDM?

“Jadi saya pikir saya memang niatkan untuk mengabdi dulu. Minimal satu tahun saya bisa mengajar di sini. Kalau memang ada rezekinya baru ke tahap-tahap selanjutnya mendaftar PPPK atau PNS,” kata Eva.

Namun, Eva berpandangan, siasat yang dijalankannya belum tentu dapat dijalankan oleh guru honorer lain, terutama yang telah lebih lama mengabdikan dirinya.

Apalagi, kebijakan besaran gaji guru honorer saat ini seolah tak mempertimbangkan kondisi perekonomian, maupun jenjang pendidikan yang telah ditempuh.

“Ada yang sudah berkeluarga dan rumahnya pun jauh, harus menaiki transportasi umum. Rasanya guru-guru yang seperti ini kesejahteraannya memang harus sekali ditingkatkan,” tutur Eva.

“Ada juga guru honorer yang bahkan sudah S2, tetapi masih honorer murni. Dengan beban kerja dan gaji yang seperti ini rasanya kurang sepadan,” pungkasnya.

Baca juga: Nasib Miris Guru SDN di Jaktim, Disebut Hanya Terima Gaji Rp 300.000 meski di Kuitansi Tertulis Rp 9 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com