JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana berkabung terasa di rumah duka bocah berinisial K alias A (11) yang dianiaya ayahnya di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (14/12/2023).
Sejumlah warga berkumpul dan duduk di kursi oranye yang berjajar dia sekitar rumah duka. Mereka membicarakan bagaimana kehidupan A sehari-hari.
“Dia lebih-lebih dari artis kayaknya. Karena kita sayang sama dia. Kalau dibilang peduli, pedulian tetangganya kali daripada bapaknya,” kata salah satu tetangga saat berbincang di rumah duka.
Baca juga: Isak Tangis Warga Muara Baru Iringi Jenazah Bocah yang Tewas Dianiaya Ayah: Kasihan Nasib Kamu...
Beberapa tetangga mengomentari ibunda A, H (42), yang tidak menangis saat jenazah tiba di Mushala Nurul Mujahidin untuk dishalatkan.
“Salut saya sama ibunya, dia enggak nangis. Lah, kita yang enggak punya hubungan darah malah nangis,” ucap warga yang matanya membengkak saat mengenang sosok A dalam kesehariannya.
Istri Ketua RT setempat bernama Haria (39) mengatakan, A merupakan penyandang disabilitas.
Anak ketiga dari empat bersaudara itu sempat tersiram air panas saat usianya masih delapan bulan.
“Waktu usia delapan bulan, dia kan belajar jalan, sedang merembet, ada dispenser, nah ditariklah dan tersiram. Untungnya kemaluannya enggak kena,” ungkap Haria.
Hal ini lah yang menyebabkan A kesulitan berbicara sampai akhir hayatnya.
Baca juga: Ayah di Muara Baru yang Aniaya Anak Juga Pernah Pukuli Istri
Ibunda A mengatakan, anaknya menjalani perawatan kurang lebih satu tahun setelah tersiram air panas.
Setelahnya, A sempat menjalani terapi berbicara. Namun, hasilnya tidak memuaskan sehingga A kesulitan berinteraksi secara verbal terhadap orang lain.
Sementara itu, A juga pernah mengemban pendidikan di salah satu sekolah dasar (SD). Namun, A tidak melanjutkan pendidikan setelah beberapa minggu berjalan.
“Keluar (dari sekolah). Nah, dioper ke sekolah luar biasa (SLB). Cuma, karena kejauhan, faktor yang antar enggak ada, enggak selesai,” ungkap Haria.
“Dia (Awan) sarafnya juga sudah enggak bisa menyangkut pelajaran,” timpal H.
Baca juga: Ayah di Muara Baru Dua Kali Aniaya Anaknya, Korban Tewas dengan Mulut Berbusa
Meski merupakan penyandang disabilitas karena kesulitan berbicara, A sangat aktif dan gampang bergaul dengan warga setempat.