Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca Kasus di Jagakarsa, Posko Aduan KDRT di RT/RW Harus Dioptimalkan

Kompas.com - 14/12/2023, 19:44 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta meminta posko aduan terkait kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di RT/RW dioptimalkan.

Langkah ini diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya KDRT, seperti kasus di Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang menewaskan empat anak beberapa waktu lalu.

“Sebenarnya menurut saya kejadian ini banyak terjadi, tapi tidak terungkap. Maka rajin-rajinlah bersosialisasi dan dengarkan keluhan masyarakat,” ujar Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Iman Satria saat dikonfirmasi, Kamis (14/12/2023).

Baca juga: Ayah Bunuh 4 Anaknya di Jagakarsa, Polisi: Panca Pilih Jalan Pintas karena Cemburu

Selain itu, Iman juga mendorong Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) memberikan pelatihan khusus untuk petugas di setiap posko.

Dengan begitu, petugas diharapkan memiliki pengetahuan lebih mengenai pencegahan kasus KDRT, dan penanganan terhadap korban di lingkungan masing-masing.

Iman menegaskan, posko aduan di tingkat RT/RW ini harus bisa mengawasi, mencegah, sekaligus mensosialisasikan hal-hal yang terkait KDRT.

Baca juga: Pakar Duga Ada Unsur Cemburu dalam Pesan Puas Bunda Tx for All yang Ditulis Ayah Pembunuh Anak di Jagakarsa

“KDRT ini kan memang agak susah ya, ada yang takut melaporkan, ada yang takut untuk dibawa ke permukaan, malu dan lain-lain ya,” kata Iman.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Forum RT/RW se-DKI Jakarta Andi Meinar Pane mengatakan, posko aduan terkait KDRT di tingkat RW sudah tersedia selama beberapa tahun terakhir.

Namun, keberadaan posko aduan yang diinisiasi Dinas PPAPP DKI Jakarta ini belum berjalan di semua wilayah RW di Ibu Kota.

Baca juga: Ayah di Jagakarsa Diduga Rekam Saat Bunuh 4 Anaknya demi Balas Dendam pada Istrinya

“Untuk posko aduan sudah ada atas inisiatif Dinas PPAPP DKI Jakarta. Tapi sebatas seremonial aja. Untuk pelaksanaan sehari-harinya tidak ada,” ujar Andi kepada Kompas.com, Kamis.

Menurut Andi, salah satu kendalanya adalah minimnya sumber daya manusia untuk menjadi petugas di posko aduan terkait KDRT.

Dia mencontohkan kawasan tempat tinggalnya di RW 11 Kelurahan Pademangan Barat. Saat ini, terdapat dua anggota Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang bertugas di posko aduan.

“Persoalannya tenaga atau PIC-nya tidak ada. Kebetulan di RW saya ada dua anggota PATBM, semacam konselor binaan PPAPP. Jadi masih bisa dilaksanakan konseling di RW 11. Tetapi di RW-RW lain belum ada,” kata Andi.

Baca juga: Masih Dirawat di RS Polri, Ayah Pembunuh 4 Anak Kandungnya di Jagakarsa Belum Ditahan

Diberitakan sebelumnya, warga Gang Haji Roman, RT 04 RW 03, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu sore, terganggu oleh bau busuk yang menyengat.

Setelah ditelusuri, bau berasal dari sebuah rumah kontrakan yang dihuni pasangan suami istri bernama Panca Darmansyah (41) dan D beserta anak-anaknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com