JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) PAM Jaya terus mengedukasi warga soal penggunaan air bersih dari perpipaan. Tujuannya agar warga tak lagi membeli air jeriken.
Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan, pengeluaran warga akan lebih hemat jika menggunakan air perpipaan.
"Ini menjadi edukasi ke masyarakat. Ini insya Allah kalau airnya sudah air PAM di rumah, ada sisi ekonomi sangat besar berdampak," kata Arief dalam keterangannya, Sabtu (16/12/2023).
Baca juga: Tak Hanya Soal Air Bersih, Heru Budi Juga Minta PAM Jaya Tangani Kasus Stunting di DKI
Ia mencontohkan, masyarakat hanya mengeluarkan biaya Rp 60.000 hingga Rp 80.000 per bulan untuk penggunaan air perpipaan.
"Kalau makainya 10 kilometer per kubik saja sebulan hanya Rp 60.000-Rp 80.000. Tapi kalau air (dijual) mikul-mikul (jeriken), seperti di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, itu bisa habisnya Rp 1 juta," ucap Arief.
PAM Jaya juga sebelumnya telah membangun reservoir komunal di beberapa wilayah Ibu Kota yang mengalami krisis air bersih.
Baca juga: PAM Jaya Ingatkan Masyarakat untuk Hemat Air Bersih
Upaya itu dilakukan dengan harapan masyarakat tak lagi membeli air jeriken.
Badan usaha milik daerah (BUMD) DKI ini juga berupaya untuk menyelesaikan target 100 persen cakupan layanan air perpipaan pada 2030.
Berdasarkan data per Agustus 2023, cakupan air perpipaan dari PAM Jaya baru mencapai 65,85 persen atau lebih dari 908 pelanggan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.