BEKASI, KOMPAS.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno mencurahkan isi hatinya berkait pencopotan baliho Ganjar-Mahfud di beberapa wilayah di Indonesia.
Sandiaga mengaku, dulu dia pernah mendapat tekanan dari penguasa ketika mencalonkan diri sebagai Cawapres Prabowo Subianto di pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
"Saya pernah berjuang di 2019, menghadapi kekuasaan dan luar biasa saat itu tekanannya," kata Sandiaga di Bekasi Junction, Pasar Proyek, Margahayu, Kota Bekasi, Minggu (17/12/2023).
Baca juga: Soal Pernyataan Ndasmu Etik, Sandiaga Uno: Saya Tidak Akan Bahas karena Dua-duanya Mantan
Sandiaga menilai aksi pencopotan baliho yang pernah ia alami di 2019 lalu dan 2023 ini sebagai bagian dari apa yang pernah ia perjuangkan.
Kader-kader PPP juga diminta Sandiaga agar tidak cengeng dan tersulut kemarahan hanya karena aksi pencopotan baliho Ganjar-Mahfud.
"Saya menyampaikan kepada rekan-rekan PPP, jangan cengeng. Harus berani untuk terus bergerak, karena tujuannya adalah memberikan solusi kepada masyarakat dan kalau baliho yang dicopot, itu bagian daripada perjuangan karena perjuangan butuh pengorbanan dan pengabdian," jelas Sandi.
Pencopotan baliho yang menampilkan sosok Ganjar-Mahfud pernah beberapa kali terulang.
Salah satunya adalah di Banten. Pencopotan itu dilakukan saag Mahfud MD hendak berkampanye di sana.
Baca juga: Sandiaga Sebut Debat Capres dengan Format Town Hall Meeting Layak Dicoba
Direktur Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Ronny Talapessy mendapat informasi bahwa sebanyak 70 spanduk atau baliho bergambar Ganjar-Mahfud di Banten dicopot saat Mahfud MD berkunjung, Rabu (13/12/2023) lalu.
Menurut Ronny, baliho itu dicopot pada dini hari. Padahal, sudah dipasang pada siang harinya.
"Kami mendapat informasi kemarin ada spanduk, 70 spanduk untuk menyambut kedatang Pak Mahfud di Banten, dipasang pada siang hari, tetapi pada pukul 3 pagi sudah hilang," kata Ronny ditemui di Gedung High End, Jakarta Pusat, Rabu.
Merespons pencopotan itu, calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan bahwa pencopotan itu adalah hal biasa.
Hal ini disampaikan Ganjar di hadapan relawannya di Karawang, Jawa Barat, dalam acara "Temu Sayang Ganjar Love Relawan", Jumat (15/12/2023) pagi.
"Saya terima kasih tadi laporan koordinator bahwa kita ketuk pintu, dari pengalaman saya, baliho Ganjar-Mahfud dicopot biasa," kata Ganjar kepada relawan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.