Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diberangkatkan ke Korsel, 491 Pekerja Migran Indonesia Kerja di Sektor Manufaktur dan Perikanan

Kompas.com - 19/12/2023, 21:04 WIB
M Chaerul Halim,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memberangkatkan 491 pekerja migran ke Korea Selatan melalui skema penempatan government to government (G to G).

Ratusan pekerja migran Indonesia itu diberangkatkan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dalam beberapa kloter melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta mulai Selasa (19/12/2023) dini hari.

Kepala BP2MI, Benny Rhamdani mengatakan, ratusan PMI itu bakal bekerja di sektor manufaktur dan perikanan.

Baca juga: Curhat Para Pekerja Cari Sampingan demi Bertahan Hidup di Jakarta, Tak Bisa Andalkan Satu Pekerjaan

"Jadi, ratusan PMI ini akan bekerja di Korea Selatan dengan beberapa penempatan, seperti sektor fishing dan sektor manufaktur," kata Benny dalam keterangannya, Selasa.

Menurut dia, PMI yang diberangkatkan ini telah lolos seleksi. Mereka telah dibekali sejumlah pelatihan, mulai dari bahasa hingga keterampilan dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.

Kendati begitu, Benny tak menampik bahwa pekerja migran Indonesia masih kalah unggul dari segi kemahiran bahasa dibandingkan pekerja asal Filipina dan Inggris.

"Indonesia masih bersaing dengan Filipina dan Inggris dalam kemampuan berbahasa. Karena pekerja dari negara tersebut lebih bagus dibandingkan negara-negara penempatan lainnya sehingga mereka unggul," ucap dia.

Jumlah pekerja migran Indonesia yang diberangkatkan ke Korsel pada tahun ini akan melampaui 12.000 orang.

Baca juga: Serikat Pekerja Tak Takut PHK jika UMP DKI Naik Tinggi, Sebut Itu Ancaman Biasa dari Pengusaha

Alhasil, Indonesia bisa menempati posisi kedua sebagai negara pengiriman pekerja terbanyak setelah Nepal.

"Sebelum saya memimpin BP2MI, itu belum pernah melewati angka 7.000. Jadi, peningkatannya ini hampir dua kali lipat. Ini semua karena perubahan tata kelola penempatan yang semakin baik," ucap dia.

Sejalan dengan itu, Benny menargetkan, memperluas sektor pekerjaan untuk penempatan pekerja migran indonesia melalui skema G to G.

Saat ini, ada sektor konstruksi, logistik dan pertanian di Korea Selatan yang masih dalam proses.

"Kami sudah melobi untuk penempatan tenaga kerja di sektor konstruksi, logistik dan pertanian. Mudah-mudahan program G to G dengan Korsel ini dapat semakin memberikan daya tarik Korsel untuk memprioritaskan tenaga kerja Indonesia," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com