Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2023: Kematian dalam Sunyi di Ingar Bingar Metropolitan

Kompas.com - 28/12/2023, 06:56 WIB
Baharudin Al Farisi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang 2023, tidak sedikit orang telah tewas dalam kesunyian.

Mereka mengembuskan napas terakhir tanpa ada keluarga di sampingnya.

Miris. Di penghujung hari terakhir mereka di dunia, tidak ada orang terkasih yang mendampingi.

Baca juga: Wanita yang Tewas di Tanah Abang Seorang Pemulung, Polisi: Sehari-hari Tidur di Pinggir Jalan

Yanti

Seorang wanita bernama Yanti (40) ditemukan tak bernyawa di trotoar Jalan H Fachrudin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2023).

Mendiang pertama kali ditemukan masih dalam keadaan hidup oleh dua saksi berinisial MI dan HT. Namun, keduanya melihat korban dalam keadaan sesak napas.

Melihat hal tersebut, saksi pergi meminta bantuan dengan warga yang melintas. Namun, setelah kembali, Yanti telah tiada.

Rupanya, ia merupakan seorang pemulung.

Melalui profesi itu, ia mencoba bertahan hidup di tengah kerasnya Ibu Kota dengan mencari sampah botol bekas, besi bekas, hingga kardus di kawasan Tanah Abang.

"Iya, pemulung. Sehari-hari tidur di pinggir jalan," kata Kanit Reskrim Polsek Metro Tanah Abang Kompol Kukuh Islami saat dihubungi wartawan, Jumat.

Berdasarkan hasil identifikasi, polisi tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh Yanti.

Korban diduga meninggal karena riwayat penyakit getah bening yang dideritanya selama beberapa waktu terakhir.

Baca juga: Wanita Meninggal di Trotoar Tanah Abang, Diduga Sakit

Ngatiyem

Rumah kontrakan Mbah Ngatiyem di JalaKOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI Rumah kontrakan Mbah Ngatiyem di Jala

Seorang pedagang jamu bernama Ngatiyem (73) ditemukan meninggal dunia di rumah kontrakannya, Jalan Sungai Kampar X, RT 20 RW 01, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (31/10/2023).

Saat pertama kali ditemukan, jasad perempuan yang akrab disapa Mbah itu tergeletak di lantai.

Tubuhnya membengkak, kulitnya menghitam, dan mengeluarkan aroma tak sedap.

Menurut catatan kader Dasawisma di RT-nya bernama Juariah (47), Mbah sudah tinggal di rumah kontrakan berkelir biru itu sejak dua tahun terakhir.

Sebelumnya, Mbah beberapa kali pindah rumah kontrakan yang lokasinya masih satu RW dengan tempat ia tinggal sekarang.

Dalam periode waktu itu, Mbah tinggal sebatang kara sebagai pedagang jamu. Setiap hari, ia berjualan keliling kampung dan mangkal di Pasar Rusun, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.

Baca juga: Hendak Tagih Utang, Petugas Bank Keliling Temukan Pedagang Jamu Tewas di Kontrakan Cilincing

Suami Mbah juga sudah lama mangkat. Tak diketahui secara pasti kapan suami Mbah meninggal dunia.

Sebab, Mbah jarang menceritakan silsilah keluarganya.

Anak Mbah tidak ada di Jakarta. Mereka bertempat tinggal di Depok dan Solo.

Hanya saja, sesekali salah satu di antara mereka menengok Mbah. Bahkan, sempat mengajak Ngatiyem tinggal bersama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com