Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2023: Deretan Kasus Tewasnya Anak di Tangan Orang Terdekat

Kompas.com - 29/12/2023, 11:03 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Bagi sebagian orang, kehadiran anak sangatlah ditunggu-tunggu. Bagi mereka, anak adalah anugerah yang tiada tanding.

Ketika seorang anak lahir, orangtua akan melakukan apa pun untuk menjaga kesehatan dan keselamatannya.

Namun, tidak semua anak bernasib baik. Sepanjang 2023, masyarakat digemparkan oleh deretan kasus tewasnya anak di tangan orangtuanya sendiri, khususnya di Jakarta.

Baca juga: Lima Kali Coba Bunuh Diri Usai Bunuh Empat Anaknya, Panca: Kenapa Saya Masih Hidup Sih...

Bahkan, ada pula anak yang tewas di tangan kerabatnya. 

Kompas.com merangkum deretan kasus tewasnya anak di tangan orangtua dan orang terdekatnya sebagai berikut:

4 anak dibunuh ayah kandung di Jagakarsa

Tersangka pembunuhan empat anak kandungnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Panca Darmansyah (41) mengaku menyesal tidak mati bersama keempat anaknya, meski sudah lima kali melakukan bunuh diri.Kompas.com/Xena Olivia Tersangka pembunuhan empat anak kandungnya di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Panca Darmansyah (41) mengaku menyesal tidak mati bersama keempat anaknya, meski sudah lima kali melakukan bunuh diri.

Seorang ayah bernama Panca Darmansyah (41) tega membunuh empat anak kandungnya, yaitu VA (6), S (4), A (3), dan As (1), di kontrakan mereka di Gang Haji Roman, RT 004/RW 03, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Aksinya diketahui saat para tetangga mencium bau busuk dari dalam kontrakan Panca sekeluarga pada Rabu (6/12/2023) sore.

Keempat anaknya ditemukan tewas berjajar di kamar. Sementara Panca ditemukan penuh darah dan pingsan di kamar mandi.

Dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (21/12/2023), Panca mengaku membantai anak-anaknya karena terbakar api cemburu.

Baca juga: Ini Sosok Panca Darmansyah, Ayah Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa

“Intinya saya cemburu dengan istri saya karena dia melakukan perselingkuhan, itu saja,” terang dia.

Pesan antara sang istri, D, dengan lelaki lain di WhatsApp menjadi pemantik api cemburu.

Panca yang melihat pesan itu langsung menelepon laki-laki tersebut. Tidak lama, nomornya diblokir.

Ia pun meretas akun Instagram sang istri. Panca melihat, ada tiga orang yang diduga berhubungan intens dengan D.Obrolan mereka laiknya pasangan suami istri (pasutri).

Panca pun bersiasat untuk membunuh anak-anaknya dengan cara yang tidak akan membuat mereka curiga, yakni dengan menidurkan mereka.

“Yang bersangkutan ini melakukan aksi kejinya mulai dari anak yang paling kecil dengan dalih ingin menidurkan atau membobokkan anaknya,” ujar Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi, Senin (11/12/2023).

Baca juga: Pengakuan Ayah Pembunuh 4 Anak di Jagakarsa: Saya Menyesal, Ingin Ikut Mati...

Panca membawa korban satu per satu ke dalam kamar mulai pukul 13.00 WIB, Minggu (3/12/2023). Lalu, ia membekap mereka hingga tak bernyawa.

Setelah melancarkan aksinya, Panca melukai pergelangan tangannya sebagai upaya bunuh diri. Karena masih hidup, Panca kembali menusuk perutnya satu kali pada hari penemuan empat jasad anaknya dan dirinya.

Kepala RS Polri Kramatjati Brigjen Pol Hariyanto mengungkapkan, Panca tidak hanya menyayat pergelangan tangan dan menusuk perutnya, tetapi juga menyayat kaki.

Luka pada tiga bagian tubuh itu berada di titik pembuluh darah. Namun, sayatan tidak menyebabkan pendarahan.

Panca dibawa ke RS Polri Kramatjati untuk pemulihan guna memperlancar proses pemeriksaan. Setelah sehat dan dilakukan asesmen kejiwaan, ia dinyatakan layak untuk mengikuti proses hukum.

Polres Metro Jakarta Timur resmi menahan Panca pada 20 Desember 2023. Ia juga ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istrinya.

Baca juga: Saksi Bisu Pembunuhan 4 Anak oleh Ayah di Jagakarsa, Ada Boneka dan Foto Keluarga

Balita dibantai kekasih tantenya di Kramatjati

Ilustrasi penganiayaanKompas.com/ERICSSEN Ilustrasi penganiayaan

Balita laki-laki berinisial HZ (3) dianiaya hingga koma dan meninggal oleh kekasih tantenya, Risqi Ariskalaki (29).

Awalnya, bocah itu dititipkan oleh sang ibunda kepada tante HZ, yaitu SAB (17).

Sebab, sang ibunda adalah pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia. Ia juga sudah bercerai dengan ayah HZ, Rudi. Kini, Rudi tinggal di Bengkulu.

Pada awal November 2023, SAB berkenalan dan menjalin hubungan dengan Risqi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com