Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2023: Deretan Kasus Tewasnya Anak di Tangan Orang Terdekat

Kompas.com - 29/12/2023, 11:03 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Anak dibanting ayahnya di Muara Baru

Nasib nahas juga dialami oleh anak laki-laki berinisial K alias A (11). Ia tewas usai dibanting oleh ayahnya, Usmanto (43), di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

A dibanting oleh Usmanto yang malu kepada tetangga. Ia melihat anaknya bermain sepeda dan menabrak anak seorang tetangga, Hasan (50). A juga ditegur oleh istri Hasan agar bersepeda dengan perlahan.

Pada Rabu (13/12/2023), A sedang bersepeda di gang kawasan Muara Baru. Hasan, istrinya, dan Usmanto berada di sekitar lokasi dan melihat A menabrak anak Hasan.

“Istri bilang, ‘pelan-pelan’. Nah, ayah almarhum itu juga lihat kalau K tabrak anak saya. Jadi, bukan saya atau istri yang mengadu ke Usmanto, tapi Usmanto yang lihat sendiri,” terang Hasan saat meluruskan kronologi kejadian, Kamis (14/12/2023).

Usai ditegur, A langsung pergi.

Baca juga: Penyesalan Ayah yang Banting Anak hingga Tewas di Muara Baru, Minta Maaf Tiada Henti

Sementara Usmanto menaruh gitarnya dan beranjak dari sofa untuk menghampiri anaknya. Berdasarkan rekaman kamera CCTV, Usmanto menampar pipi sebelah kanan A.

Tidak berhenti sampai di sana, Usmanto menendang bokong A hingga korban tersungkur. Lalu, ia mengangkat dan membanting korban. Para tetangga yang melihatnya pun berteriak histeris.

Usmanto lalu menggendong A dan dibawa pulang.

Namun, korban dibawa ke Puskesmas Penjaringan atas saran Hasan, meski dirujuk ke IGD di RS Duta Indah.

Di sana, A dinyatakan sudah tidak bernyawa.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkapkan, berdasarkan hasil otopsi di RS Polri Kramatjati, korban mengalami patah tulang tengkorak.

Baca juga: Suramnya Sosok Ayah yang Aniaya Anak hingga Tewas di Muara Baru: Temperamental dan Pencandu Narkoba

“Penyebab kematiannya adalah akibat kekerasan tumpul pada dahi kiri yang mematahkan tulang tengkorak serta mengakibatkan pendarahan dan kerusakan jaringan otak,” ujar Gidion, Jumat (15/12/2023).

Terkait sosok pelaku, belakangan diketahui bahwa Usmanto adalah pribadi yang temperamental.

Ia sering memarahi hingga memukul keempat anaknya, termasuk A. Istrinya pun pernah dipukuli.

“Bapaknya ini memang temperamen karena pencandu narkoba,” ucap Kapolsek Penjaringan Kompol M Probandono Bobby Danuardi, Kamis (14/12/2023).

Sementara A, para tetangga mengenalnya sebagai anak yang menyenangkan dan rajin membantu mereka. A kerap membantu para tetangga membeli sesuatu.

Terkadang, korban juga ikut gotong royong.

Baca juga: Anak yang Dianiaya Ayahnya hingga Tewas di Muara Baru Kerap Bantu Perekonomian Keluarga

Meski memiliki keterbatasan fisik, A yang bercita-cita menjadi petugas pemadam kebakaran itu sangat aktif dan gampang bergaul.

Korban juga berinisiatif mencari uang untuk sang ibunda.

“Wah, aktif banget dia. Jadi, dia ini kayak ‘tulang punggung keluarga’. Maksudnya, dia mau bekerja untuk membantu keluarganya,” ucap istri Ketua RT Setempat bernama Haria (39), Kamis (14/12/2023).

“Misalnya dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu bawa pulang, kasih ke ibunya dan adiknya yang paling kecil. Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan,” sambung Haria.

Atas perbuatannya, Usmanto dikenakan Pasal 44 ayat 3 UU RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT.

Baca juga: Ayah di Muara Baru Sering Marah-marah dan Pukul Anak Pakai Sapu Lidi

Polisi juga menerapkan UU RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi UU.

“Ancaman hukumannya 15 tahun penjara,” kata Gidion.

Usmanto resmi ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Polres Metro Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com