Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Premanisme di Ibu Kota Dinilai Masih Subur, Pakar: Potret "Broken Window Theory"

Kompas.com - 03/01/2024, 11:00 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Premanisme masih saja menjadi momok masyarakat. Kekerasan yang dilakukan tanpa peduli pada hukum kembali terjadi.

Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) baru-baru ini jadi korban. Sekelompok orang tak dikenal tiba-tiba mengeroyok dua petugas Satpol PP.

Dalam kasus ini, pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, tak menampik bahwa premanisme masih tumbuh subur di Ibu Kota.

Baca juga: Brutalnya Pengeroyokan Satpol PP di Menteng, Potret Masih Suburnya Premanisme di Ibu Kota?

Ia menyebut fenomena tersebut sebagai potret broken window theory atau teori jendela pecah yang mana berkaitan dengan ketidakteraturan dan vandalisme di kota.

"Teori ini mengatakan, ketika di suatu wilayah ada simbol-simbol tidak hadirnya hukum dan keteraturan, maka orang-orang baik pun akan menjelma sebagai pembuat onar," ucap Reza kepada Kompas.com, Rabu (3/1/2024).

Menurut Reza, hal ini menunjukkan betapa mudahnya perbuatan destruktif muncul akibat pengaruh buruk lingkungan.

Dengan adanya hukum alam menunjukkan perbuatan negatif semacam itu niscaya bereskalasi semakin parah jika tidak segera diinterupsi.

Baca juga: Kelompok John Kei dan Nus Kei di Balik Kasus Penembakan di Bekasi, Polisi: Tak Ada Tempat buat Premanisme!

Potret premanisme Ibu Kota

Premanisme di Ibu Kota terjadi tak hanya sekaliatau dua kali itu saja. Sederet kekerasan yang bergerak di atas hukum masih marak terjadi.

Belum lama ini, seorang aktivis dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Rizki Agus Saputra (26), dikeroyok orang tak dikenal, Jumat (15/12/2023) siang.

Rizki diduga diduga dikeroyok salah satu anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan dua orang warga sipil di Duren Sawit, Jakarta Timur.

Jika ditarik lebih jauh lagi, anggota Bintara Pembina Desa TNI dikeroyok tiga orang pemuda bernama Alex Edison di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Pengeroyokan terjadi saat pemuda bernama Martin tak terima ditegor oleh Alex karena mengendarai motornya secara ugal-ugalan.

Baca juga: HUT Ke-496 Jakarta, Pedagang Kaki Lima Harapkan Ibu Kota Tanpa Premanisme

Martin yang saat itu naik pitam, Martin justru tak terima dan naik pitamjustru menelepon dua orang rekannya, yakni Vadel dan Bintang.

"Yang bersangkutan membawa dua temannya untuk melakukan intimidasi dan melakukan penganiayaan terhadap korban," tutur Bintoro.

Ketidakhadiran Heru disinggung

Atas sederet premanisme yang masih terjadi, Rezaa menyinggung absennya peran Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Halaman:


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com