Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Kereta Bekas Dilarang, PT KCI Pesan "Trainset" Baru ke INKA

Kompas.com - 11/01/2024, 17:00 WIB
Ruby Rachmadina,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia Asdo Artriviyanto mengatakan, perusahaannya bekerja sama dengan PT Industri Kereta Api (INKA) Persero dalam melakukan peremajaan kereta rel listrik (KRL).

Hal ini lantaran pemerintah melarang impor kereta bekas.

"Dengan kebijakan pemerintah bahwa kami harus produksi dan tidak boleh lagi impor kereta bekas dan kita dukung produksi nasional lewat INKA, kami sudah kontrak kerja sama dengan INKA sebanyak 16 trainset baru pada Maret 2023 dan akan diselesaikan INKA 2025," ucap Asdo dalam konferensi pers di kantor PT KCI, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2024).

Baca juga: Soal Fasilitas Stasiun yang Rusak, KAI Commuter Koordinasi dengan Kemenhub

Sesuai arahan Pemerintah, KCI melakukan retrofit terhadap beberapa kereta yang masuk masa konservasi.

Retrofit dilakukan guna meningkatkan performa kereta agar tampak seperti baru.

"Kalau retrofit ini penyehatan atau diganti komponennya sehingga menyerupai baru. Nilai ekonomisnya hampir separuhnya 15 tahun," tutur Asdo.

Asdo menambahkan, program pengadaan KRL dilakukan hingga 2027.

Sampai saat ini, KCI baru menandatangani kontrak 16 trainset melalui INKA. Lalu, akan ada penambahan delapan trainset pada 2025.

Baca juga: Video Viral Penumpang KRL Disebut Kesurupan, Nyatanya Kejang karena Sakit

Secara keseluruhan, terdapat 24 trainset yang dipesan KCI melalui INKA.

KCI juga meningkatkan kecepatan maksimal perjalanan, percepatan waktu tempuh, dan jadwal perjalanan.

Hal ini telah direalisasikan pada relasi Bogor-Manggarai dari 70 kilometer per jam menjadi 80 kilometer per jam.

"Sederhananya, kereta akan lebih cepat. Yang di Manggarai sampai Bogor lebih cepat, kembali lagi lebih cepat. Dengan begitu akan meningkatkan kapasitas angkut," imbuh Asdo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com