JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia Asdo Artriviyanto mengatakan, perusahaannya bekerja sama dengan PT Industri Kereta Api (INKA) Persero dalam melakukan peremajaan kereta rel listrik (KRL).
Hal ini lantaran pemerintah melarang impor kereta bekas.
"Dengan kebijakan pemerintah bahwa kami harus produksi dan tidak boleh lagi impor kereta bekas dan kita dukung produksi nasional lewat INKA, kami sudah kontrak kerja sama dengan INKA sebanyak 16 trainset baru pada Maret 2023 dan akan diselesaikan INKA 2025," ucap Asdo dalam konferensi pers di kantor PT KCI, Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2024).
Baca juga: Soal Fasilitas Stasiun yang Rusak, KAI Commuter Koordinasi dengan Kemenhub
Sesuai arahan Pemerintah, KCI melakukan retrofit terhadap beberapa kereta yang masuk masa konservasi.
Retrofit dilakukan guna meningkatkan performa kereta agar tampak seperti baru.
"Kalau retrofit ini penyehatan atau diganti komponennya sehingga menyerupai baru. Nilai ekonomisnya hampir separuhnya 15 tahun," tutur Asdo.
Asdo menambahkan, program pengadaan KRL dilakukan hingga 2027.
Sampai saat ini, KCI baru menandatangani kontrak 16 trainset melalui INKA. Lalu, akan ada penambahan delapan trainset pada 2025.
Baca juga: Video Viral Penumpang KRL Disebut Kesurupan, Nyatanya Kejang karena Sakit
Secara keseluruhan, terdapat 24 trainset yang dipesan KCI melalui INKA.
KCI juga meningkatkan kecepatan maksimal perjalanan, percepatan waktu tempuh, dan jadwal perjalanan.
Hal ini telah direalisasikan pada relasi Bogor-Manggarai dari 70 kilometer per jam menjadi 80 kilometer per jam.
"Sederhananya, kereta akan lebih cepat. Yang di Manggarai sampai Bogor lebih cepat, kembali lagi lebih cepat. Dengan begitu akan meningkatkan kapasitas angkut," imbuh Asdo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.