Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Lansia Sebatang Kara Tewas dalam Kesendirian, Sosiolog: Asosiasi Ketetanggaan Harus Gencar

Kompas.com - 16/01/2024, 16:53 WIB
Baharudin Al Farisi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rakhmat Hidayat menekankan agar kelurahan hingga kecamatan, melalui rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) menggencarkan Asosiasi Ketetanggaan di lingkungan masyarakat.

Menurut Rakhmat, hadirnya Asosiasi Ketetanggaan dapat mencegah lansia sebatang kara tewas dalam kesunyian atau orang terkasih di sampingnya.

“Ini bisa mengaktifkan dari komunitas ketetanggaan atau Asosiasi Ketetanggan. Dengan cara menggunakan forum-forum kewargaan untuk pengajian, yasinan, atau arisan dan lain-lain,” kata Rakhmat saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/1/2024).

Baca juga: Lansia yang Ditemukan Tewas Sendirian di Rumah Cimanggis Diduga Sakit

Kegiatan-kegiatan tersebut, menurut Rakhmat, juga bisa menjembatani dan merangkul lansia agar tidak lagi merasa sendiri.

“Bahkan, sebenarnya, dalam lingkup RT bisa melakukan pembentukan komunitas lansia. Itu bisa diinisiasi di level kecamatan yang membawahi kelurahan,” ujar Rakhmat.

“RT terlibat, tapi juga ada Asosiasi Ketetanggaan tadi, ada koordinator, pengurusnya, sehingga bisa saling mengontrol satu dengan yang lainnya. Nah, ini menurut saya, ide-ide ini belum terpikirkan oleh negara. Karena apa? Karena belum dianggap penting,” lanjutnya.

Baca juga: Akhir Hayat Seorang Dokter di Ciputat, Meninggal Dalam Kesunyian di Rumah yang Tak Layak Huni

Rakhmat menyampaikan, kasus kematian lansia sebatang kara di Depok jangan dilihat secara dangkal karena pihak RT sudah membangun komunikasi dengan korban untuk bersosialisasi.

“Tapi, kejadian itu adalah akibat atau residu dari proses sebelumnya, yang seharusnya itu bisa diminimalisir dengan intervensi sosial, membuat forum atau pertemuan,” tegas Rakhmat.

Dengan hadirnya kegiatan-kegiatan tersebut yang diinisiasi oleh Asosiasi Ketetanggaan, Rakhmat menilai hal ini dapat mengangkat derajat lansia atau sekadar hiburan mereka.

“Mungkin bisa diajak ke suatu lokasi yang murah meriah, yang enggak jauh. Tapi, itu harus berkelanjutan, tidak instan,” tutur Rakhmat.

Baca juga: Jangan Sampai Tetangga Kita Mati Sendirian...

Diberitakan sebelumnya, seorang lansia berinisial CW (74) ditemukan tewas dalam keadaan membengkak di rumahnya Jalan Singgalang, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/1/2024).

Kematian korban diketahui saat ia ditemukan oleh saudara yang hendak berkunjung ke rumahnya. Saat saudaranya mengintip melalui jendela, ia melihat korban sudah meninggal.

Kematian CW ini cukup mengejutkan warga setempat. Pasalnya, CW meninggal dalam keadaan sendirian. Tak ada pula informasi apa pun soal kondisi korban.

Warga setempat sejauh ini memang mengaku tak pernah berinteraksi dengan CW. Semasa hidupnya, CW disebut memiliki kebiasaan tak lazim dibandingkan warga lainnya.

Baca juga: Banyak Kasus Lansia Sendirian di Akhir Hayatnya, Sosiolog: Negara Belum Hadir untuk Mereka

Selama ini, CW disebut enggan berkomunikasi dengan warga setempat maupun pengurus rukun tetangga (RT).

Ketua RT 03 RW 017 Cimanggis, Depok, Adit (40) mengatakan, CW selalu menutup pintu apabila diajak berkomunikasi dengan warga.

"Semenjak saya menjabat dari tahun 2022 lalu, RT dan RW berusaha untuk memperkenalkan diri dengan beliau, selama ini tidak pernah dibukakan pintu," kata Adit saat ditemui Kompas.com, Minggu.

Tak hanya sekali Adit dan warga mencoba komunikasi dengan CW. Bahkan, ia juga mencoba menghubungi nomor telepon CW yang terdaftar di sekretariat RT. Namun, cara ini juga masih membuat korban bergeming.

Selain itu, Adit belum pernah melihat sosok CW. Dari catatan RT, status CW masih berkeluarga. Namun, CW tidak sama sekali memberikan kabar bahwa dia tinggal sendiri di usia senjanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com