JAKARTA, KOMPAS.com - Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rakhmat Hidayat menekankan agar kelurahan hingga kecamatan, melalui rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) menggencarkan Asosiasi Ketetanggaan di lingkungan masyarakat.
Menurut Rakhmat, hadirnya Asosiasi Ketetanggaan dapat mencegah lansia sebatang kara tewas dalam kesunyian atau orang terkasih di sampingnya.
“Ini bisa mengaktifkan dari komunitas ketetanggaan atau Asosiasi Ketetanggan. Dengan cara menggunakan forum-forum kewargaan untuk pengajian, yasinan, atau arisan dan lain-lain,” kata Rakhmat saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/1/2024).
Baca juga: Lansia yang Ditemukan Tewas Sendirian di Rumah Cimanggis Diduga Sakit
Kegiatan-kegiatan tersebut, menurut Rakhmat, juga bisa menjembatani dan merangkul lansia agar tidak lagi merasa sendiri.
“Bahkan, sebenarnya, dalam lingkup RT bisa melakukan pembentukan komunitas lansia. Itu bisa diinisiasi di level kecamatan yang membawahi kelurahan,” ujar Rakhmat.
“RT terlibat, tapi juga ada Asosiasi Ketetanggaan tadi, ada koordinator, pengurusnya, sehingga bisa saling mengontrol satu dengan yang lainnya. Nah, ini menurut saya, ide-ide ini belum terpikirkan oleh negara. Karena apa? Karena belum dianggap penting,” lanjutnya.
Baca juga: Akhir Hayat Seorang Dokter di Ciputat, Meninggal Dalam Kesunyian di Rumah yang Tak Layak Huni
Rakhmat menyampaikan, kasus kematian lansia sebatang kara di Depok jangan dilihat secara dangkal karena pihak RT sudah membangun komunikasi dengan korban untuk bersosialisasi.
“Tapi, kejadian itu adalah akibat atau residu dari proses sebelumnya, yang seharusnya itu bisa diminimalisir dengan intervensi sosial, membuat forum atau pertemuan,” tegas Rakhmat.
Dengan hadirnya kegiatan-kegiatan tersebut yang diinisiasi oleh Asosiasi Ketetanggaan, Rakhmat menilai hal ini dapat mengangkat derajat lansia atau sekadar hiburan mereka.
“Mungkin bisa diajak ke suatu lokasi yang murah meriah, yang enggak jauh. Tapi, itu harus berkelanjutan, tidak instan,” tutur Rakhmat.
Baca juga: Jangan Sampai Tetangga Kita Mati Sendirian...
Diberitakan sebelumnya, seorang lansia berinisial CW (74) ditemukan tewas dalam keadaan membengkak di rumahnya Jalan Singgalang, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Sabtu (13/1/2024).
Kematian korban diketahui saat ia ditemukan oleh saudara yang hendak berkunjung ke rumahnya. Saat saudaranya mengintip melalui jendela, ia melihat korban sudah meninggal.
Kematian CW ini cukup mengejutkan warga setempat. Pasalnya, CW meninggal dalam keadaan sendirian. Tak ada pula informasi apa pun soal kondisi korban.
Warga setempat sejauh ini memang mengaku tak pernah berinteraksi dengan CW. Semasa hidupnya, CW disebut memiliki kebiasaan tak lazim dibandingkan warga lainnya.
Baca juga: Banyak Kasus Lansia Sendirian di Akhir Hayatnya, Sosiolog: Negara Belum Hadir untuk Mereka
Selama ini, CW disebut enggan berkomunikasi dengan warga setempat maupun pengurus rukun tetangga (RT).
Ketua RT 03 RW 017 Cimanggis, Depok, Adit (40) mengatakan, CW selalu menutup pintu apabila diajak berkomunikasi dengan warga.
"Semenjak saya menjabat dari tahun 2022 lalu, RT dan RW berusaha untuk memperkenalkan diri dengan beliau, selama ini tidak pernah dibukakan pintu," kata Adit saat ditemui Kompas.com, Minggu.
Tak hanya sekali Adit dan warga mencoba komunikasi dengan CW. Bahkan, ia juga mencoba menghubungi nomor telepon CW yang terdaftar di sekretariat RT. Namun, cara ini juga masih membuat korban bergeming.
Selain itu, Adit belum pernah melihat sosok CW. Dari catatan RT, status CW masih berkeluarga. Namun, CW tidak sama sekali memberikan kabar bahwa dia tinggal sendiri di usia senjanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.