Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semrawutnya APK di Jakarta, Pengamat: Bawaslu dan Pemda Harus Proaktif

Kompas.com - 18/01/2024, 20:32 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti Nirwono Yoga menilai, semrawutnya alat peraga kampanye (APK) di Jakarta Timur seharusnya membuat Bawaslu dan pemerintah daerah lebih proaktif.

Sebab, calon anggota legislatif (caleg) dan partai politik (parpol) yang memasang APK disebut tidak mengindahkan aturan yang berlaku.

"Bawaslu dan Pemda harus bertindak proaktif atas dasar keselamatan umum. Berarti, melakukan tindakan-tindakan penertiban," ujar Nirwono saat dihubungi, Kamis (18/1/2024).

Baca juga: Bawaslu DKI Disebut Tak Pernah Rekomendasikan Satpol PP Tertibkan APK

Pasalnya, lokasi pemasangan APK di Jakarta untuk Pemilu 2024 telah diatur dalam Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta Nomor 363 Tahun 2023.

Namun, dalam praktiknya, para caleg dan parpol masih memasang APK secara sembarangan di tempat yang tidak semestinya.

Salah satunya di pagar pemisah jalan di sepanjang Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur.

"Dalam praktiknya, saya lihat banyak APK yang dipasang ala kadarnya. Tidak memerhatikan keindahan dan keselamatan umum," ucap Nirwono.

"Di sini, justru peranan Bawaslu dan Pemda yang paling penting. Di samping, tentu (menjaga) keindahan visual kotanya, (penertiban) lokasi-lokasi yang dianggap membahayakan keselamatan umum," sambung dia.

Baca juga: Caleg dan Parpol Harusnya Beri Contoh Pemasangan APK yang Benar

Utamakan keselamatan umum

Jika Bawaslu dan Pemda tegas dalam melakukan penertiban dan pencopotan APK, Nirwono mengimbau agar mereka juga menginformasikan hal tersebut ke para caleg dan parpol.

Dengan demikian, gesekan antara petugas, caleg, anggota parpol, maupun simpatisan caleg atau parpol dapat dihindari.

Selanjutnya, baru lah penertiban APK dapat dilakukan untuk menjaga keselamatan masyarakat.

"Jangan sampai jatuh korban dulu baru bertindak, baik itu Bawaslu maupun Pemda. Kalau ada korban, pasti enggak ada yang mau tanggung jawab," tutur Nirwono.

Meski masyarakat mengetahui APK dari caleg atau parpol mana yang memakan korban, bukan berarti pihak-pihak terkait akan bertanggung jawab.

Baca juga: KPU DKI: Banyak APK Dipasang di Tempat yang Dilarang

"Oleh karena itu, Bawaslu dan Pemda harus proaktif. Berani menertibkan dan bertindak tegas atas dasar keselamatan umum," tegas Nirwono.

"Menurut saya, itu nomor satu. Sehingga, kalau ada kejadian, bisa dicegah. Yang diutamakan adalah keselamatan, tidak hanya sekadar pemasangan APK," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Tak Senang Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Tak Senang Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com