Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Buruk, Warga di Kampung Nelayan Marunda Berhenti Melaut

Kompas.com - 22/01/2024, 17:51 WIB
Vincentius Mario,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Cuaca buruk dan ombak besar membuat warga di Kampung Nelayan Marunda Kepu, Jakarta Utara, berhenti melaut.

"Saya nelayan di sini. Cuma sekarang cuacanya lagi buruk, ombak besar. Saya punya perahu kecil. Kalau musim panas itu biasanya melaut. Tapi sekarang anginnya lagi enggak bagus," kata Rarat (55), warga RT 08 RW 07 Marunda, Jakarta Utara, saat ditemui Senin (22/1/2024).

Ketika cuaca baik, Rarat biasa membuang jala di perairan Gombong, Tanjung Priok, hingga Muara Karang.

Baca juga: Usai Bunuh dan Perkosa Mahasiswi di Depok, Pelaku Kabur ke Rumah Neneknya di Pekalongan

"Kadang kami melaut sampai ke Gombong, Priok, Muara, sekarang enggak berani. Ngeri. Ombaknya masih besar," ucap Rarat.

"Kalau musim kayak gini juga sepi dapatnya. Mereka yang paksakan diri juga balik dengan tangan kosong," lanjutnya.

Rarat memprediksi setelah momen Idul Fitri, cuaca baru bisa dikatakan aman bagi nelayan.

Untuk menyiasatinya, Rarat membuka jasa sewa pamancingan tambak ikan mujair.

"Kalau di sini, saya juga buka tambak mujair. Jadi yang mancing, mereka bayar seikhlasnya saja. Kalau mau bayar aja Rp 25.000, mau mancing sampai jam berapa juga, seikhlasnya saja," tutur Rarat.

Baca juga: Siswi SMP yang Tertabrak Mobil Guru Kondisinya Membaik, Kini Dipulangkan ke Rumah

"Kalau habis Lebaran baru nih mulai lagi berangkat. Dapatnya tergantung rezeki. Kalau dapat ya, Rp 400.000 hingga Rp 500.000. Kalau enggak ya, enggak," lanjutnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Agus (60). Dia tahu risiko yang menanti di laut lebih besar dibandingkan hasil tangkapan ikan yang bakal dia dapat.

"Sekarang lagi nahan, enggak mau ke laut dulu. Posisi cuaca enggak bagus, air juga lagi enggak stabil," ucap Agus.

"Kalau biasanya ke laut, jasa mancing, saya sambil nangkap ikan. Saya temani orang mancing, di tengah punya bagan untuk orang mancing," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com