Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trotoar Jalan Dewi Sartika Bogor Dipenuhi PKL, Pejalan Kaki Harus Mepet ke Bahu Jalan

Kompas.com - 09/02/2024, 12:14 WIB
Ruby Rachmadina,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Trotoar di Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor jadi tempat berjualan sejumlah pedagang kaki lima (PKL).

Dalam pantauan Kompas.com di lokasi, banyak PKL yang berjualan makanan, minuman, sepatu, sol sepatu, tas, dompet, kaos kaki, dan aksesoris rumah tangga, di atas trotoar.

Ada juga pedagang yang sedang mendorong lalu mengangkat gerobaknya ke atas trotoar.

Gerobak PKL hampir menutupi jalur pejalan kaki.

Baca juga: Satpol PP Kota Bogor Klaim Sudah Imbau PKL agar Tak Berjualan di Trotoar Jalan Merdeka

Bahkan gerobak jualan mereka berada di jalur kuning untuk penyandang disabilitas.

Trotoar yang seharusnya bisa dilalui oleh dua orang, kini hanya bisa dilalui pejalan kaki dari satu arah.

Akibatnya, pejalan kaki harus berjalan di badan jalan karena trotoar dipadati PKL.

Padahal, di lokasi terdapat petugas Satpol PP yang tengah berjaga.

Sedangkan sisi seberang jalan dekat alun-alun digunakan sebagai lahan parkir motor.

Salah satu warga yang melintas, Acih (50) menyayangkan trotoar sudah kehilangan fungsi utamanya.

Baca juga: Trotoar di Jalan Merdeka Sudah Bagus, Malah Dipakai Parkir Motor dan Lapak PKL

Dari hari ke hari, sebagai pejalan kaki, Acih tidak bisa lagi menggunakan fasilitas tersebut dengan leluasa.

“Sayang banget trotoar untuk pejalan kaki harus dibagi-bagi juga sama pedagang. Kita kalau jalan jadi gak nyaman aja,” ucap Acih saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (9/2/2024).

Pengguna jalan lain, Yusuf (44), merasa terganggu dengan PKL yang berjualan di atas trotoar.

Yusuf mengaku, jika dalam kondisi terpaksa, ia menggunakan bahu jalan yang hampir mepet ke badan jalan untuk bisa melintas.

Meski ia sadar betul, hal itu sangat membahayakan nyawanya.

“Keganggu banget kalau lagi jalan. Jadinya saya suka pilih jalan mepet-mepetan sama motor atau mobil yang lewat,” ujar Yusuf.

Baca juga: Seorang Remaja Diduga Tewas karena Ikut Tawuran di Depok

Pejalan kaki bernama Hasan (53), menilai keberadaan trotoar yang digunakan untuk berjualan sering terlihat di kota-kota besar, termasuk Bogor.

Menurutnya, trotoar tidak berfungsi dengan baik akibat ketidakmampuan aparat setempat.

“Coba dicek lagi penertibannya gimana. Trotoar yang banyak dipakai dagang itu karena mungkin kurangnya penertiban, atau ada tapi gak didengar,” ujar Hasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Ini Ucapan Tukang Soto yang Memprovokasi Faizal Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Usung Supian Suri di Pilkada Depok, PDI-P: Beliau Tahu Persoalan dan Kebutuhan Warga

Megapolitan
Enam Parpol di Depok Sepakat Bentuk Koalisi Sama-Sama, Bakal Usung Sekda Supian Suri di Pilkada

Enam Parpol di Depok Sepakat Bentuk Koalisi Sama-Sama, Bakal Usung Sekda Supian Suri di Pilkada

Megapolitan
2 Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Tundukkan Kepala Saat Dihadirkan di Konferensi Pers

2 Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Tundukkan Kepala Saat Dihadirkan di Konferensi Pers

Megapolitan
Pengendara Minta Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan di Tanjung Priok

Pengendara Minta Pemerintah Cari Solusi Atasi Kemacetan di Tanjung Priok

Megapolitan
Penyesalan Pembunuh Paman di Pamulang: Kok Saya Bisa Sampai Segitunya...

Penyesalan Pembunuh Paman di Pamulang: Kok Saya Bisa Sampai Segitunya...

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada Bogor, Sespri Iriana Jokowi: Elektabilitas Saya Terus Mengejar Petahana

Bakal Maju di Pilkada Bogor, Sespri Iriana Jokowi: Elektabilitas Saya Terus Mengejar Petahana

Megapolitan
Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Parkir Liar Sulit Ditertibkan, Pengamat: Masalah Konsistensi dari Aparat di Lapangan

Megapolitan
Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Pasang Foto Perempuan di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Jebak lalu Peras Korban

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Sespri Iriana Jokowi Optimistis Diusung Parpol untuk Maju pada Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Megapolitan
Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Megapolitan
Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Megapolitan
Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Megapolitan
Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com