JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menyebut salah satu alasan yang bisa membuat pemilih pemula memilih menjadi golongan putih (golput) alias tidak melakukan pemilihan pada Pemilu 2024, yakni malas pergi ke tempat pemungutan suara (TPS).
"Mereka tidak memilih, juga bisa karena alasan teknis, karena tertidur karena hari Valentine itu, bisa juga mereka malas ke TPS atau ada urusan lain," kata Pangi dilansir dari Antara, Senin.
Selain malas pergi ke TPS, tak terdaftar sebagai daftar pemilih tetap (DPT) juga bisa jadi alasan lain yang memungkinkan para pemilih pemula golput secara administratif.
Baca juga: KPU Jakbar Minta Masyarakat Tidak Golput dalam Pemilu 2024
Menurut Pangi, selain karena alasan administratif, ada juga kemungkinan para pemilih pemula masih beranggapan siapa pun pemimpin terpilih, tak akan mengubah nasib mereka, khususnya untuk urusan pekerjaan.
Padahal, para pemilih pemula bersama pemilih muda dapat menjadi penentu pada Pemilu 2024 lantaran jumlah mereka ada sekitar 115 juta orang atau 56,45 persen dari total jumlah pemilih pada Pemilu 2024.
Pangi berpendapat, kampanye dan debat Capres-Cawapres yang digelar beberapa waktu lalu seharusnya mampu meyakinkan para pemilih, termasuk pemula untuk menentukan pilihan mereka, atau setidaknya menjadi bahan referensinya.
"Harusnya setelah menonton debat, penyampaian visi dan misi, setelah kampanye, setelah minggu tenang, setelah penyampaian program, ceruk gen Z atau milenial ini sudah punya preferensi pilihan yang cukup memadai dan membuat mereka semakin mantap memilih," kata dia.
Merujuk Komisi Pemilihan Umum (KPU), pemilih pemula adalah mereka yang baru menggunakan hak suaranya pada pemilu tahun ini dan sebagian mereka termasuk generasi Z berusia 17 tahun.
Baca juga: Imbau Gen Z Tak Golput, KPU Jakpus: Pemilih Pemula Jangan Cuek
Di Jakarta, data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta menunjukkan sebanyak 412 orang di DKI Jakarta tepat berusia 17 tahun pada 14 Februari 2024, yang artinya baru menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2024.
Pangi yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting itu berpendapat partisipasi pemilih pemula dan muda (Generasi Milenial dan Z) ini akan menjadi tantangan tersendiri, termasuk kesediaan untuk mendatangi TPS pada hari pemungutan suara.
Sebelumnya, Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Partisi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia KPU Jakarta Pusat Sahat Dohar Manullang mengimbau agar pemilih pemula, khususnya generasi Z menggunakan hak pilih mereka saat Pemilu 14 Februari 2024 nanti.
"Satu suara itu sangat menentukan. Yang kita pilih itu di (tingkat) eksekutif dan legislatif, menjalankan pemerintahan dan kebijakan negara dalam mereka yang kita pilih tanggal 14. Oleh karena itu pemilih pemula jangan cuek," kata Sahat kepada wartawan di kantornya, Senin (5/2/2024).
Selain itu, dalam pemilu, para pemilih berhak memberikan kepercayaan kepada calon-calon yang dipilih.
Baca juga: Cerita Dion Pulang Kerja Langsung Urus Pindah TPS karena Tak Mau Golput Lagi
"Jadi pada dasarnya, jangan cuek. Datang ke TPS dan gunakan hak pilih," tegas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.