JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Lili Romli menilai isu politik dinasti dan pelanggar hak asasi manusia (HAM) yang sering dilayangkan ke pasangan Prabowo-Gibran sepanjang pemilihan umum (Pemilu) 2024 tak memberikan pengaruh besar.
Hal ini terbukti setelah pasangan Prabowo-Gibran unggul dalam hasil hitung cepat atau quick count dan diprediksi memenangkan Pemilu dalam satu putaran.
"Nampaknya isu tentang dinasti, isu tentang pelanggar HAM dan sebagainya memang intropeksi untuk kalangan intelektual, kalangan akademisi," ungkap Lili dalam Obrolan Newsroom Kompas.com, Rabu (14/2/2024).
Baca juga: Prabowo-Gibran Hampir Dipastikan Menang Pilpres, Diminta Tak Matikan Demokrasi dan Pulihkan KPK
Lili menyampaikan, isu politik dinasti dan pelanggar HAM yang sering dikaitkan ke Prabowo-Gibran tak mudah untuk dimengerti oleh masyarakat umum, khususnya kelas menengah ke bawah.
Kerena itu, kedua isu tersebut tidak berpengaruh pada perolehan suara Prabowo-Gibran.
"Namanya ini menjadi isu elistis yang tidak turun ke akar rumput," kata Lili.
"Jadi, meskipun (isu politik dinasti dan pelanggar HAM) trending di Twitter, tapi di sekitar itu saja. Mungkin kalau kita kalkulasi seluruh Indonesia sekitar 20 persenan. Jadi dari situ ke situ saja, atau istilahnya jeruk makan jeruk, tidak sampai ke bawah," tuturnya.
Sebagai informasi, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sementara unggul 58,52 persen hitung cepat (quick count) versi Litbang Kompas.
Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul di Quick Count, Guru Besar UI: Bukan karena Gibran, Lebih Banyak Faktor Jokowi
Data itu didapat dari hitung cepat Litbang Kompas pada Kamis (15/2/2024) pukul 16.36 WIB.
Sementara itu, pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapat 25,24 persen suara.
Kemudian pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mendapatkan 16,24 persen suara.
Perolehan suara tersebut diperoleh dari data penghitungan yang masuk 95,50 persen, yang didapat dari total 2.000 TPS sampel.
Quick count Litbang Kompas dalam Pemilu 2024 menggunakan metodologi stratified random sampling dan memiliki margin of error sebesar 1 persen.
Quick count ini dibiayai secara mandiri oleh Harian Kompas.
Baca juga: Kala Kubu Prabowo-Gibran Tak Menyangka Hasil Quick Count Melampaui Ekspektasi
Hasil quick count ini bukanlah hasil resmi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Kamis (15/2/ 2024) hingga Rabu (20/3/2024).
Penetapan hasil Pemilu dilakukan paling lambat 3 hari setelah memperoleh surat pemberitahuan atau putusan dari Mahkamah Konstitusi (MK).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.