Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tomat Naik, Pemilik Warung Nasi Jadi Irit Kasih Sambal

Kompas.com - 19/02/2024, 18:41 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Nung (38), pemilik warung nasi di Jalan Margonda Raya, Kota Depok, Jawa Barat, mengeluhkan kenaikan harga tomat yang berimbas pada stok sambal di warungnya.

Nung mengatakan, lonjakan harga tomat Rp 19.000 per kilogram membuat dirinya harus berhemat saat membuat sambal.

"Tomat kan saya butuh buat sambal, apa lagi kalo di warung nasi itu sambal pasti gratis alias enggak dijual. Jadinya saya terpaksa irit tiap ngasih sambal ke pembeli," ungkap Nung kepada Kompas.com, Senin (19/2/2024).

Pemilik warung nasi Sumedang Tampomas mengungkapkan, dirinya memerlukan sekitar satu kilogram tomat untuk membuat satu mangkok besar sambal.

Baca juga: Inflasi Januari 2,57 Persen Disumbang Harga Beras hingga Tomat

Sedangkan harga tomat per kilo kini mencapai dua kali lipat dari harga normal.

"Dulu, tomat itu Rp 10.000 bisa dapat satu kilogram. Sekarang bisa sampai Rp 18.000-Rp 19.000. Padahal tomat itu buat sambal. Sambal di saya kan gratis. Jadi, kalau bisa modalnya jangan gede-gede," jelas Nung.

Tidak hanya irit sambal, Nung juga menyiasati mengurangi sedikit porsi nasi karena kelonjakan harga beras yang juga masih tinggi.

"Solusi saya sejauh ini mengurangi porsi nasi. Misal, porsi nasi normal tuh dua centong, itu saya kurangin dikit. Kalau minta porsi nasi setengah, saya kurangin juga porsinya," jelasnya.

Baca juga: Harga Beras Naik 4 Kali dalam Sebulan, Pemilik Warung Nasi: Pusing Banget!

Dalam sebulan, kenaikan harga beras di daerahnya sudah terjadi empat kali.

"Saya biasa beli beras petruk. Sekarang harganya Rp 14.500, naik empat kali dalam sebulan ini. Terakhir saya beli itu Rp 13.000," tutur Nung.

Sebagai rakyat kecil sekaligus pemilik warung nasi, Nung mengharapkan supaya kedepannya pemerintah mampu menekan harga pangan hingga lebih terjangkau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com