JAKARTA, KOMPAS.com- Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, tidak akan menegur Lurah Ancol Saud Maruli Malik yang diduga menghina petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dengan menyebut mereka "miskin".
"Tidak (akan menegur lurah), tidak," ujar Heru kepada wartawan di Pendopo Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa (20/2/2024).
Menurut Heru, ada kekeliruan pada pernyataan lurah kepada para PPSU, termasuk dalam pemberitaan yang dibuat oleh para awak media.
Baca juga: Saat Lurah Ancol Sebut PPSU Miskin yang Berujung Aksi Mogok Kerja
Namun eks Wali Kota Jakarta Utara itu tidak menjelaskan secara detail soal kekeliruan pemberitaan yang dimaksud.
"Itu kan beritanya harus diluruskan. Ada pemberitaan yang kurang pas gitu," ucap Heru.
Selain itu, Heru mengaku sudah minta Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim untuk segera menuntaskan masalah dengan PPSU tersebut.
"Itu kan (pernyataan lurah) lagi dalam apel ya. Saya sudah kontak wali kota untuk komunikasi yang baik,” ucap Heru.
Diberitakan sebelumnya, puluhan petugas PPSU Kelurahan Ancol menggelar aksi lempar sapu dan mogok kerja di Jalan Lodan Raya, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (19/2/2024) pagi.
Baca juga: Mengaku Tak Berniat Hina PPSU dengan Sebut Miskin, Lurah Ancol: Saya Justru Mau Mereka Lebih Baik
Mereka protes kepada Lurah Kelurahan Ancol Saud Maruli Manik dan Sekretaris Kelurahan Ancol Kenny Hutagaol yang diduga sering menghina para petugas PPSU di Kelurahan Ancol dengan sebutan "miskin".
"Saya PPSU Kelurahan Ancol. Kami minta ketegasan dan keadilan. Jadi gini, setiap apel itu Pak Lurah itu selalu memarahi kita, apalagi, yang kita enggak enak hati kan, dengan kata-kata 'miskin'. Contohnya 'PPSU miskin dilarang merokok'," kata Arief, salah satu petugas PPSU yang ditemui dalam aksi tersebut, Senin.
Selain itu, Arief menyebut petugas PPSU kerap "dipecut" saat bertugas oleh Lurah Ancol dan sekretarisnya, terutama saat pelaksanaan Pemilu 2024.
Baca juga: Pengakuan Lurah Ancol Soal Dirinya Sebut Petugas PPSU Miskin, Hanya Bercanda dan Bentuk Nasihat
"Ya namanya kerja ya capek ya, Bang, cuma jangan dipecut anak-anak, jangan sering kali dipecut. Kemarin apalagi pas lagi kita menyaksikan pemilu, kami catat berapa suara, itu kan memiliki waktu yang panjang, yang lama. Seharusnya ada rasa simpatinya gitu, jangan terlalu dipecut anak-anak, kasihan," jelas Arif.
Pendapat yang sama juga dilontarkan oleh Pipit Mulyaningsih, anggota PPSU Kelurahan Ancol yang turut dalam aksi itu.
"Pak sekretaris kelurahan kalau omong nyakitin, selalu katain miskin ke PPSU. Jadi kayaknya anak-anak sakit hati," ujar Pipit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.