BEKASI, KOMPAS.com - Winarsih (25) pedagang warung tegal (warteg) di Jalan Kalibaru, Kota Bekasi, mengaku keuntungannya menurun karena harga bahan pokok melonjak.
Pasalnya, di tengah harga bahan baku yang terus naik, Winarsih tetap mematok harga yang sama kepada pelanggannya.
"Iya berkurang, karena enggak boleh naik turunin harga, harus tetap stabil. Jadi walaupun harga (bahan pokok) naik tetap jualnya segitu," kata Winarsih saat ditemui di warungnya, Kamis (22/2/2024).
Baca juga: Dilema Pengusaha Warteg, Ingin Naikkan Harga tapi Takut Pelanggan Kabur
Tak hanya itu, jumlah pembeli yang datang ke warungnya juga makin sedikit. Hal ini juga menyebabkan omzetnya terus anjlok.
Winarsih mengungkapkan, selisih pendapatannya sesudah bahan pokok naik sebesar Rp 300.000.
"Selisihnya bisa sampai Rp 300.000 tadinya Rp 1,8 juta turun jadi Rp 1,5 juta, itu kotor sehari," kata dia.
Bukan hanya harga beras yang terus meroket. Bahan baku lain pun ikut naik harganya.
"Bahan baku semua pada naik, sayur, cabai, beras naik. Makanya sejauh ini ada penurunan, pembelinya juga berkurang," imbuh dia.
Selama bahan baku naik, Winarsih tidak menurunkan kualitas. Ia juga tidak menaikkan harga makanan di wartegnya.
"Stabil harganya enggak dinaikin, biasa saja. Enggak (kurangin porsi) tetap," ujar dia.
Baca juga: Harga Beras Mahal, Pj Wali Kota Bekasi: Pengaruh Cuaca
Bahkan, Winarsih juga masih menyajikan nasi dengan kualitas yang sama sebelum terjadinya kenaikan harga beras.
"Masih beras yang biasa dipakai, enggak diturunin kualitasnya, nanti enggak enak buat makan, terus bisa ngurangin pelanggan juga," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.